Pendekatan Integratif dalam Perencanaan Pendidikan serta Kelebihan dan Kekurangannya
Pengertian dan Ciri Pendekatan Integratif
Perencanaan
pendidikan yang menggunakan pendekatan integratif (terpadu) dianggap sebagai
pendekatan yang lebih lengkap dan relatif lebih baik daripada ketiga pendekatan
di atas. Pendekatan Integratif sering disebut dengan “pendekatan sistemik atau
pendekatan sinergik” (Arifin, 2010).
Diantara
ciri atau karakteristik pendekatan integratif adalah bahwa perencanaan pendidikan yang disusun berdasarkan pada
(Arifin, 2010):
- Keterpaduan orientasi dan kepentingan terhadap pengembangan individu dan pengembangan sosial (kelompok)
- Keterpaduan antara pemenuhan kebutuhan ketenagakerjaan (bersifat pragmatis) dan juga mempersiapkan pengembangan kualitas akademik (bersifat idealis) untuk mempersiapkan studi lanjut
- Keterpaduan antara pertimbangan ekonomis (untung rugi), dan pertimbangan layanan sosial-budaya dalam rangka memberikan kontribusi terhadap terwujudnya integrasi sosial-budaya
- Keterpaduan pemberdayaan terhadap sumber daya lembaga, baik sumber daya internal maupun sumber daya eksternal
- Konsep bahwa seluruh unsur yang terlibat dalam proses layanan pendidikan (pelaksanaan program) di setiap satuan pendidikan merupakan ‘suatu sistem’
- Konsep bahwa kontrol dan evaluasi pelaksanaan program (perencanaan pendidikan) melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan proses layanan kualitas pendidikan, dengan tetap berada dalam komando pimpinan atau kepala satuan pendidikan.
Sedangkan
pihak-pihak yang dapat terlibat dalam proses evaluasi pelaksanaan perencanaan
pendidikan di setiap satuan pendidikan adalah:
1. Kepala sekolah
2. Guru
3. Siswa
4. Komite Sekolah
5. Pengawas sekolah
6. Dinas pendidikan (Vembrianto. 1982;
Soenarya, E. 2000; Depdiknas, 2001, 2006 dalam Arifin, 2010).
Kelebihan-Kelebihan
Pendekatan Integratif
1. Semua sumber daya (internal-eksternal) yang
dimiliki dalam proses pengembangan
pendidikan akan terberdayakan secara baik dan seimbang
2. Dalam proses pelaksanaan program atau
perencanaan pendidikan memberikan peluang secara maksimal kepada setiap warga
sekolah (kepala sekolah, guru, karyawan, siswa dan komite sekolah (tokoh dan
orang tua wali siswa) untuk berkontribusi secara positif sesuai dengan status
dan peran masing-masing
3. Peluang untuk pencapaian tujuan pendidikan
yang telah dirumuskan akan lebih efektif, karena dalam perencanaan terpadu
memberikan porsi yang cukup besar bagi pemberdayakan semua potensi yang
dimiliki secara kelembagaan, dan menuntut partisipasi aktif dari semua warga
sekolah
4. Perencanaan pendidikan yang terpadu akan
mampu menghadapi perubahan atau dinamika kehidupan sosial, ekonomi dan budaya
atau tingkat kompetisi yang begitu tinggi di semua bidang kehidupan di era
globalisasi
5. Pelaksanaan pendekatan perencanaan
pendidikan terpadu secara baik akan mampu mensosialisasi dan menginternalisasi
setiap warga sekolah, untuk membangun sikap mental dan pola perilaku yang
integral atau multidimensional atau komprehensif dalam memahami dan
melaksanakan setiap agenda kehidupan di masyarakat
6. Output dari proses layanan pendidikan pada
peserta didik akan lebih menampilkan
potret hasil pendidikan yang lengkap, baik kualitas akademiknya, kualitas
kepribadiannya dan kualitas ketrampilannya (Arifin, 2010).
Kelemahan-Kelemahan
Pendekatan Integratif
1. Pendekatan ini memerlukan ketersediaan
kualitas sumber daya manusia (pendidik dan tenaga kependidikan), khususnya
kualitas pengetahuan, mentalitas atau kepribadiannya, dan spiritualnya. Dalam
realitasnya menurut data Depdiknas 2006-2007, khususnya tentang kualitas tenaga
pendidik (guru) secara makro (Nasional) dari jenjang pendidikan paling dasar
sampai menengah atas yang betul-betul telah memenuhi standar kualitas guru yang
professional masih kurang dari 20 %, atau kurang lebih 80 % guru-guru di Indonesia belum memiliki
kualifikasi sebagai guru yang profesional (Arifin, 2007). Hal ini tentu sangat
menyulitkan proses pelaksanaan perencanaan pendidikan yang integratif
2. Perencanaan pendidikan terpadu menuntut
kualitas pengelolaan manajemen kelembagaan secara transparan, akuntabel,
demokratik dan visioner. Dalam realitasnya masih banyak dijumpai pola pengelolaan manajemen di setiap satuan
pendidikan yang tidak selaras dengan prinsip-prinsip Manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah (MPMBS)
3. Perencanaan pendidikan terpadu menuntut
kualitas peran serta masyarakat (PSM), dalam meningkatkan layanan pendidikan di
setiap satuan pendidikan, khususnya dalam melaksanakan empat peran penting,
yaitu sebagai:
a. Pemberi pertimbangan (advisory)
b. Pendukung (supporting)
c. Pengontrol
(controlling)
d. Mediator (Depdiknas, 2006 dalam Arifin,
2010).
Dalam
realitasnya keempat peran tersebut belum terlaksana dengan baik di setiap
lembaga atau satuan pendidikan. Jadi, uraian tentang kelemahan pendekatan
integratif atau terpadu atau sistemik sejatinya tidak menyangkut ranah
konseptual, tetapi lebih bersentuhan pada tataran unsur pendudukung dalam
pelaksanaan program (aplikasinya). Oleh karena itu secara konseptual pendekatan
perencanaan integrasi merupakan pendekatan yang paling baik apabila
dibandingkan dengan pendekatan yang lain yang lebih bersifat parsial (sektoral)
(Arifin, 2010).
Hal
yang paling kunci untuk mendukung pelaksanaan program pendidikan pada
perencanaan pendidikan integratif adalah:
1. Terus mendorong pengembangan kualitas SDM
warga sekolah
2. Terus meningkatkan kualitas manajemen
satuan pendidikan berdasarkan prinsip-prinsip MPMBS
3. Terus meningkatkan kualitas peran serta
masyarakat (PSM) untuk mencapai tujuan pendidikan (Arifin, 2010).
Posting Komentar untuk "Pendekatan Integratif dalam Perencanaan Pendidikan serta Kelebihan dan Kekurangannya"