ANALISA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN ADMINISTRASI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
ANALISA
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM
PENGELOLAAN
ADMINISTRASI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
ABSATRAK
Biaya pendidikan
merupakan komponen sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Mahalnya
biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT)
membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah.
Orang miskin tidak boleh sekolah. Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini
dibutuhkan biaya Rp 500.000,- sampai Rp
1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa
mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta. Dapat dikatakan bahwa proses pendidikan
tidak dapat berjalan tanpa dukungan biaya. Dalam konteks perencaaan pendidikan,
pemahaman tentang anatomi dan problematic pembiayaan pendidik sangat diperlukan.
Berdasarkan pemahaman ini dapat dikembangkan kebijakan pembiayaan pendidikan
yang lebih tepat dan adil serta mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan,
baik tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Untuk dapat tercapai
tujuan pendidikan yang optimal, maka salah satunya hal paling penting adalah
mengelola biaya dengan baik sesuai dengan kebutuhan dana yang diperlukan.
Administrasi pembiayaan minimal mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Penyaluran anggaran perlu dilakukan secara strategis dan intergratif antara
stakeholder agar mewujudkan kondisi ini, perlu dibangun rasa saling percaya,
baik internal pemerintah maupun antara pemerintah dengan masyarakat dan masyarakat
dengan masyarakat itu sendiri dapat ditumbuhkan. Keterbukaan, partisipasi,
akuntabilitas dalam penyelenggaraan pendidikan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan menjadi kata- kata kunci untuk mewujudkan efektifitas
pembiayaan pendidikan.
Kata Kunci : Analisa Kepemimpinan Kepala
Sekolah, Administrasi Pembiayaan Pendidikan
ABSTRACT
The cost of education is a very
important component in the delivery of education. The high costs of education
from Kindergarten (TK) to Higher Education (PT), makes the poor has no choice
besides they do not attend the school. Poor people should not be school. To
enter kindergarten and SDN only currently required the budget amount about Rp
500,000, - to Rp 1,000,000. There's even picked up over $ 1 million. Signing
junior / senior high school could reach Rp 1 million to Rp 5 million. It could
be said that the educational process can not run without the support of costs.
In the context of planning education, an understanding of the anatomy and
problematic financing of educators are indispensable. Based on this
understanding, it can be developed policy of financing education is more
appropriate and fair as well as lead to the achievement of educational goals,
both objectives are quantitative and qualitative. In order to achieve optimal
educational goals, then one of them the most important thing is to manage costs
well in accordance with the needs of the necessary funds. Administration of a
minimum financing includes planning, implementation, and monitoring.
Distribution of the budget needs to be done strategically and intergratif
between stakeholders in order to realize this condition needs to be built
mutual trust, both internal government and between government and the community
and society by society itself can be grown. Openness, participation,
accountability in education from the planning, implementation and supervision
become key words to realize the cost-effectiveness of education.
Keywords: Analysis of Principal
Leadership, Education Financing Administration
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan
sekolah merupakan suatu hal yang paling mendasar dalam menciptakan suasana
belajar yang maksimal. Menurut Carl D. Glickman (2012:65), lingkungan sekolah
yang atmosfirnya kondusif, sangat memungkinkan sekolah berkembang kearah mutu
yang lebih baik dari kondisinya yang ada. Mutu sekolah yang baik akan ditunjang
pula oleh lingkungan sekolah yang baik. Berfungsinya suatu lembaga dalam
menciptakan lingkungan yang baik akan dapat terealisasi jika lembaga tersebut
memiliki system manajemen yang didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM),
dana/biaya, dan sarana prasarana. Sekolah sebagai satuan pendidikan juga harus memiliki
tenaga (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, tenaga administratif,
laboran, pustakawan, dan teknisi sumber belajar), sarana (buku, alat peraga,
alat praktik, bahan dan ATK, perabot), dan prasarana (tanah, bangunan,
laboratorium, perpustakaan, lapangan olahraga), serta Investasi (pengadaan
tanah, bangunan, alat pendidikan, termasuk buku-buku dan biaya operasional). Biaya
untuk personil antara lain untuk kesejahteraan dan pengembangan profesi,
sedangkan untuk biaya nonpersonil berupa pengadaan bahan dan ATK, pemeliharaan,
dan kegiatan pembelajaran.
Dalam pemenuhan tenaga
kependidikan yang berkualitas dengan jumlah yang mencukupi kebutuhan tentu saja
memerlukan biaya rekrutmen, penempatan, penggajian, pendidikan dan latihan,
serta mutasi yang terencana. Dalam usaha pengadaan sarana dan prasarana untuk
menunjang proses pembelajaran tentu saja diperlukan dana yang tidak sedikit,
bahkan setelah diadakan maka diperlukan dana untuk perawatan, pemeliharaan, dan
pendayagunaannya. Karena pembiayaan dalam pendidikan merupakan komponen sangat penting
dalam penyelenggaraan pendidikan maka dapat dikatakan bahwa proses pendidikan
tidak dapat berjalan dengan baik tanpa dukungan biaya yang maksimal.
Pemahaman tentang
anatomi dan problematic pembiayaan pendidik sangat diperlukan dalam perencanaan
pendidikan dikarenakan dengan pemahaman ini dapat dikembangkan menjadi sebuah kebijakan
pembiayaan pendidikan yang lebih tepat dan adil serta mengarah pada pencapaian
tujuan pendidikan, baik tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Peranan
biaya dalam mewujudkan mutu pendidikan memberi kontribusi besar dalam
penyelenggaraan pendidikan, dan hal ini sama pentingnya seperti sumber-daya lain
seperti material dan human resources yang semua ini akan berhasil dengan
kemampuan menejemen yang fungsional.
B. Rumusan Masalah
Adapun beberapa rumusan masalah
dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana konsep dasar biaya pendidikan?
2. Apa sajakah komponen-komponen dalam
biaya pendidikan?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi
biaya pendidikan dan dari
4. mana saja sumber dana pembiayaan
pendidikan didapatkan?
5. Bagaimana kondisi pendidikan Indonesia
saat ini?
6. Apa penyebab mahalnya biaya pendidikan?
7. Apa saja dampak dari mahalnya
pendidikan?
8. Apakah yang dimaksud dengan konsep
efisiensi pendidikan?
9. Apakah fungsi anggaran pendidikan?
C. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan penulisan makalah ini
dintaranya:
1.
Untuk
mengetahui konsep dasar biaya pendidikan.
2.
Untuk
mengetahui komponen-komponen dalam biaya pendidikan.
3.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pendidikan dan dari mana saja
sumber dana pembiayaan pendidikan didapatkan.
4.
Untuk
mengetahui kondisi pendidikan Indonesia saat ini.
5.
Untuk
mengetahui penyebab mahalnya biaya pendidikan.
6.
Untuk
mengetahui dampak dari mahalnya pendidikan.
7.
Untuk
mengetahui konsep efisiensi pendidikan.
8.
Untuk
mengetahui fungsi anggaran pendidikan.
PEMBAHASAN
A. Konsep
Dasar Biaya Pendidikan
Biaya dalam
pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan tidak langsung (indirect
cost), biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
pelaksanaan pengajaran dan kegiatan-kegiatan belajar siswa berupa pembelian
alat-alat pembelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guru, baik yang
dikeluarkan oleh pemerintah, orang tua maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya
tidak langsung berupa keuntungan yang hilang (earning forgone) dalam bentuk
biaya kesempatan yang hilang (opportunity cost) yang dikorbankan oleh siswa
selama belajar.
Anggaran biaya
pendidikan terdiri dari dua sisi yang berkaitan satu sama lain, yaitu sisi
anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran untuk mencapai tujuan-tujuan
pendidikan. Anggaran penerimaan adalah pendapatan yang diproleh setiap tahun
oleh sekolah dari berbagai sumber resmi dan diterima secara teratur. Berdasarkan
pendekatan unsur biaya pengeluaran sekolah dapat dikategorikan ke dalam
beberapa item pengeluaran, yaitu: Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran, Pengeluaran
untuk tata usaha sekola,Pemeliharaan sarana-prasarana sekolah, Kesejahteraan
pegawai, Administrasi, Pembinaan teknis edukatif, Pendataan. Pendidikan
merupakan salah satu faktor penting untuk miningkatkan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas. Dalam UUD 1945 pasal 31 “Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat pengajaran.” Hal ini membuktikan adanya langkah pemerataan pendidikan
bagi seluruh warga negara Indonesia. Kenyataannya, tidak semua orang dapat
memperoleh pendidikan yang selayaknya, dikarenakan berbagai faktor termasuk
mahalnya biaya pendidikan yang harus dikeluarkan.
Konstitusi
mengamanatkan kewajiban pemerintah untuk mengalokasikan biaya pendidikan 20%
dari APBN maupun APBD agar masyarakat dapat memperoleh pelayanan pendidikan.
Ketentuan ini memberikan jaminan bahwa ada alokasi dana yang secara pasti
digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan. Namun, dalam pelaksanaanya
pemerintah belum punya kapasitas finansial yang memadai, sehingga alokasi dana
tersebut dicicil dengan komitmen peningatan alokasi tiap tahunnya. Peningkatan
kualitas pendidikan diharapkan dapat menghasilkan manfaat berupa peningkatan
kualitas SDM. Karena itu, dalam mengukur efektifitas pembiayaan pendidikan,
terdapat sejumlah prasyarat yang perlu dipenuhi agar alokasi anggaran yang
tersedia dapat terarah penggunaannya. Menurut Adam Smith, Human Capital yang
berupa kemampuan dan kecakapan yang diperoleh melalui Pendidikan, belajar
sendiri, belajar sambil bekerja memerlukan biaya yang dikeluarkan oleh yang
bersangkutan. Perolehan ketrampilan dan kemampuan akan menghasilkan tingkat
balik Rate of Return yang sangat tinggi terhadap penghasilan seseorang.
Berdasarkan pendekatan
Human Kapital ada hubungan Lenier antara Investment Pendidikan dengan Higher
Productivity dan Higher Earning. Manusia sebagai modal dasar yang di
Infestasikan akan menghasilkan manusia terdidik yang produktif dan meningkatnya
penghasilan sebagai akibat dari kualitas kerja yang ditampilkan oleh manusia
terdidik tersebut,dengan demikian manusia yang memperoleh penghasilan lebih
besar dia akan membayar pajak dalam jumlah yang besar dengan demikian dengan
sendirinya dapat meningkatkan pendapatan negara. Peningkatan ketrampilan yang
dapat mengahasilkan tenaga kerja yang Produktivitasnya tinggi dapat dilakukan
melalui Pendidikan yang dalam pembiayaannya menggunakan efesiensi Internal dan
Eksternal. Untuk dapat tercapai tujuan pendidikan yang optimal, maka salah
satunya hal paling penting adalah mengelola biaya dengan baik sesuai dengan kebutuhan
dana yang diperlukan.
Administrasi
pembiayaan minimal mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Penyaluran anggaran perlu dilakukan secara strategis dan intergratif antara
stakeholder agar mewujudkan kondisi ini, perlu dibangun rasa saling percaya,
baik internal pemerintah maupun antara pemerintah dengan masyarakat dan masyarakat
dengan masyarakat itu sendiri dapat ditumbuhkan. Keterbukaan, partisipasi,
akuntabilitas dalam penyelenggaraan pendidikan mulai dari perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan menjadi kata- kata kunci untuk mewujutkan efektifitas
pembiayaan pendidikan.
B. Komponen Biaya Pendidikan
Konsep biaya
pendidikan sifatnya lebih kompleks dari keuntungan, karena komponen biaya
terdiri dari lembaga jenis dan sifatnya. Biaya pendidikan merupakan dasar empiris
untuk memberikan gambaran karakteristik keuangan sekolah. Analisis efesiensi
keuangan sekolah dalam pemanfataan sumber-sumber keuangan sekolah dan hasil
(output) sekolah dapat dilakukan dengan cara menganalisa biaya satuan (unit
cost) per siswa. Biaya satuan persiswa adalah biaya rata-rata persiswa yang dihitung
dari total pengeluaran sekolah dibagi seluruh siswa yang ada di
sekolah dalam kurun waktu tertentu.
Dengan
mengetahui besarnya biaya satuan persiswa menurut jenjang dan jenis pendidikan
berguna untuk menilai berbagai alternatif kebijakan dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan. Didalam menentukan biaya satuan terdapat dua pendekatan, yaitu
pendekatan makro dan mikro. Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada
keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber
dana kemudian dibagi jumlah murid. Pendekatan mikro mendasarkan perhitungan
biaya berdasarkan alokasi pengeluaran perkomponen pendidikan yang digunakan
oleh murid.
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Biaya Pendidikan
dan Sumber Dana Pembiayaan
Pendidikan
1.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi biaya pendidikan
Faktor-faktor
yang mempengaruhi biaya dan pembiayaan pendidikan sekolah hal ini dipengaruhi
oleh: Kenaikan harga (rising prices), Perubahan relatif dalam gaji guru
(teacher’s sallaries),Perubahann dalam populasi dan kenaikannya prosentasi anak
disekolah negeri, Meningkatnya standard pendidikan (educational standards), Meningkatnya
usia anak yang meninggalkan sekolah, Meningkatnya tuntutan terhadap pendidikan
lebih tinggi (higher education).
2. Sumber
dana pembiayaan pendidikan
Sumber dana pembiayaan
pendidikan diantaranya ; Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Orang Tua Peserta
didik, Kelompok Masyarakat,Yayasan.
D. Kondisi
Pendidikan Indonesia Saat Ini
Kualitas
pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain
dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human
Development Index), yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan,
kesehatan, dan penghasilan per kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan
manusia Indonesia makin menurun. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia
menempati urutan ke-102 (1996), ke-99 (1997), ke-105 (1998), dan ke-109 (1999).
Apa makna data tentang rendahnya kualitas pendidikan Indonesia itu? Maknanya
adalah, jelas ada masalah dalam sistem pendidikan Indonesia. Ditinjau secara
perspektif ideologis (prinsip) dan
perspektif teknis (praktis), berbagai masalah itu dapat dikategorikan dalam dua
masalah, yaitu :
1.
Masalah mendasar, yaitu kekeliruan paradigma pendidikan yang mendasari
keseluruhan penyelenggaran sistem
pendidikan.
2.
Masalah-masalah cabang, yaitu berbagai
problem yang berkaitan aspek praktis/teknis yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan, seperti mahalnya biaya pendidikan, rendahnya
prestasi siswa, rendahnya sarana fisik, rendahnya kesejahteraaan guru, dan
sebagainya. Oleh karena itu Negara dalam hal ini pemerintah wajib menyelenggarakan
pendidikan secara murah dan bahkan gratis untuk masyarakatnya.
E. Penyebab Mahalnya Biaya Pendidikan
Mahalnya biaya
pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat
masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang
miskin tidak boleh sekolah. Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan
biaya Rp 500.000,- sampai Rp 1.000.000.
Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1
juta sampai Rp 5 juta. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas
dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). MBS
diIndonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi
dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS
selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses
atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala
pungutan uang selalu berkedok, "sesuai keputusan Komite Sekolah".
Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih
menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala
Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala
Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab
negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya
F. Dampak Mahalnya Pendidikan
Secara umum,
dampak dari mahalnya biaya pendidikan adalah:
1.
Lemahnya Sumber Daya Manusia
2.
Lemahnya Taraf Ekonomi Masyarakat
3. Kurangya Kesadaran Masyarakat Akan Kesehatan
G. Konsep Efisiensi Pendidikan
Istilah
efisiensi menggambarkan hubungan antara pemasukan dan pengeluaran. Suatu system
yang efisien ditunjukkan oleh keluaran yang lebih untuk sumber masukan (resources
input). Efisiensi pendidikan artinya memiliki kaitan antara pendayagunaan
sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang
tinggi. Untuk mengetahui efisiensi biaya pendidikan biasanya digunakan metode
analisi keefektifan biaya (cost effectiveness method) yang memperhitungkan besarnya
kontribusi setiap masukan pendidikan terhadap efektivitas pencapaian tujuan pendidikan
atau prestasi belajar.
Upaya efisiensi dapat dikelompokkan
kedalam dua jenis, yaitu:
1. Efisiensi Internal
Suatu sistem
pendidikan dinilai memiliki efisiensi internal jika dapat menghasilkan output
yang diharapkan dengan biaya minimum. Efisiensi internal sangat bergantung pada
dua factor utama, yaitu factor institusional dan factor manajerial. Dalam
rangka pelaksanaan efisiensi internal, perlu dilakukan penekanan biaya
pendidikan melalui berbagai jenis kebijakan, antara lain: Menurunkan biaya
operasional,Memberikan biaya prioritas anggaran terhadap komponen-pomponen
input yang langsung berkaitan dengan proses belajar mengajar.
·
Meningkatkan kapasitas pemakaian
ruang kelas, dan fasilitas belajar lainnya
· Meningkatkan kualitas PBM
· Meningkatkan motivasi kerja guru
· Memperbaiki rasio guru-murid.
2.
Efisiensi Eksternal
Istilah
efisiensi eksternal sering dihubungkan dengan metode cost benefit analysis,
yaitu rasio antara keuntungan financial sebagai hasil pendidikan (biasanya
diukur dengan penghasilan) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
pendidikan. Fattah (2006:43) merumuskan arahan-arahan dalam meningkatkan
efisiensi
pembiayaan pendidikan sebagai
berikut :
1.
Pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of acces)
2.
Pemerataan untuk bertahan disekolah (equality of survival)
3.
Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar
(equality of output)
4. Pemerataan kesempatan menikmati manfaat
pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality
of outcome).
H. Fungsi Anggaran Pendidikan
Anggaran
merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kualitatif dalam bentuk
satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
lembaga dalam kurun waktu tertentu. Biasanya dalam pembahasan pembiayaan
pendidikan, sumber-sumber biaya dibedakan dalam tiap golongan pemerintah,
orangtua, masyarakat dan sumber-sumber lainnya. Sisi pengeluaran terdiri dari
alokasi besarnya biaya pendidikan untuk setiap komponen yang harus dibiayai.
Fungsi dari anggaran itu meliputi
beberapa hal sebagai berikut:
1.
Merupakan kerangka operasional dalam biaya dan waktu kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2.
Alat untuk mendelegasikan wewenang dalam pelaksanaan suatu rencana.
3.
Anggaran dapat pula sebagai instrument kegiatan control dan evaluasi
penampilan.
Bila besarnya
pengeluaran dibandungkan dengan jatah anggaran dan tingkat penggunaan dapat
menjadi ukuran efektivitas atau efisiensi kegiatan yang dilaksanakan Pendanaan
Pendidikan menurut PP NO. 48 Tahun 2008.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pemaparan
di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu pendidikan membutuhkan biaya. Pembiayaan
terhadap pendidikan harus dibayar lebih mahal karena pendidikan adalah
investasi. Peranan biaya dalam mewujudkan mutu pendidikan memberi kontribusi
besar dalam penyelenggaraan pendidikan. Oleh karena kitu, perolehan
keterampilan dan kemampuan yang
di dapat dari pendidikan akan
menghasilkan tingkat balik (Rate of Return yang sangat tinggi terhadap
penghasilan seseorang.
B.
Saran
Pendidikan
adalah tanggung jawab negara, masyarakat, dan kita bersama, termasuk dalam hal
pembiayaan. Mahalnya pendidikan bukan berbarti menghalangi untuk terus
melanjutkan sekolah. Karena, Jika seorang anak berprestasi dan memiliki kemauan
yang kuat, maka akan selalu ada jalan untuk
melanjutkan sekolah ke tingkat yang
lebih tinggi. Oleh karena
itu, peran masyarakat untuk
membantu menyokong biaya pendidikan sangat penting diantaranya dengan menabung yang
bermanfaat untuk membiayai pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Fattah, N. 2000. /Ekonomi dan
Pembiayaan Pendidikan/. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hadari, Nawawi. 1989. /Administrasi
Pendidikan/. Jakarta: Mas Agung.
Sagala, Syaiful. 2009.
/Administrasi Pendidikan Kontemporer/. Bandung: Alfabeta.
Suhardan, Dadang, dkk. 2012. /Ekonomi
dan Pembiayaan Pendidikan/.Bandung: Alfabet
Posting Komentar untuk "ANALISA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN ADMINISTRASI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN"