Pendidikan Berkualitas, Sekolah, Kepala Sekolah, Guru atau Siswa
Setiap satuan pendidikan
atau sekolah terus dituntut untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pembelajaran yang berkualitas adalah pintu
masuk utama agar siswa atau peserta didik dapat berkembang secara optimal dan
dapat mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan apa yang diharapkan. Melalui
pembelajaran yang berkualitas, sekolah diharapkan mampu mempersiapkan siswa
atau peserta didik untuk menghadapi perubahan dan perkembangan yang terjadi.
Melalui pembelajaran yang berkualitas itu pula, sekolah dapat mempersiapkan
siswa untuk dapat menjalankan kehidupan dalam era globalisasi.
Sudah layak dan pantas setiap
satuan pendidikan terus memberikan perhatian lebih pada pembelajaran
matematika. Bukan hanya`sekedar nilai ujian nasional yang tinggi tapi sebagian
siswa tidak menyukai pelajaran matematika. Mereka mengatakan matematika adalah
pelajaran yang rumit dan sulit. Melainkan diletakkan dalam kerangka yang lebih
yang luas, yaitu sebagai bagian yang integral dari proses pendidikan dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian pembelajaran matematika
merupakan suatu keniscayaan projek nasional.
Berkait dengan
pembelajaran, sekolah dituntut untuk mengelolah pembelajaran yang baik,
sehingga proses pendidikan dapat berlangsung secara efektif dan efisien menuju
terwujudnya tujuan pembelajaran secara optimal. Sekolah selalu dituntut untuk
selalu meningkatkan kualitas pembelajaran dengan berbagai upaya. Dengan
pembelajaran yang berkualitas, maka pencapaian tujuan pendidikan akan
terlaksana secara optimal.
Menurut Made Pidarta (2011 : 1), posisi kepala sekolah mempunyai lima macam posisi, yaitu
sebagai manajer, administrator, motor penggerak hubungan dengan masyarakat,
pemimpin, dan sebagai supervisor. manajemen sekolah sangat berbeda dengan
manajemen bisnis dan merupakan bagian dari manajemen Negara. Hal ini jelas
berbeda karena perbedaan objek. Kalau manajemen Negara mengejar kesuksesan
program pembangunan, maka manajemen sekolah mengejar kesuksesan perkembangan
anak manusia melalui pelayanan-pelayanan pendidikan yang memadai.
Hal itu meliputi
fungsi-fungsi manajemen kepala sekolah, manajemen kurikulum/pembelajaran, dan
interaksi warga sekolah, baik interaksi antara sekolah dan masyarakat, interaksi
dalam sekolah dan kelas itu sendiri, dan yang lebih penting adalah bagaimana
agar produk sekolah sesuai dengan kebutuhan stakeholders. Kesamaan manajemen
baik dalam dunia bisnis, Negara, maupun pendidikan, manajemen memiliki peran
penting untuk mengantarkan kemajuan organisasi. Menurut Nanang
Fattah (2002 : 11) teori manajemen mempunyai peran (role)
atau membantu menjelaskan prilaku organisasi yang berkaitan dengan motivasi,
produktivitas, dan kepuasan (satisfaction).
Setiap
insan yang lahir kedunia dalam keadaan yang berbeda antara satu dan yang lain.
Artinya, tidak ada seorang manusia pun di dunia ini yang punya karakteristik
yang benar-benar sama. Sayangnya, tidak semua pihak menyadari keragaman
karakteristik seseorang tersebut. Dalam sistem pendidikan kita yang serba
seragam, perbedaan kerap menjadi masalah pihak sekolah dan siswa. Sistem
pendidikan (sekolah) di indonesia masih cenderung menyamaratakan standar
kecerdasan satu siswa dengan siswa yang lainnya dengan penilaian metode dan
parameter yang sangat sempit, yaitu aspek kognitif saja. Semua siswa, mulai
dari tingkat sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi dipaksa untuk memenuhi
standar pendidikan yang sempit ala “kacamatakuda” yang didesain oleh pengambil
kebijakan.
Menurut
Munif Chatib dan Alamsyah Said (2012 : 48), jika ditelusuri, penyebab seorang
anak dianggap bermasalah adalah saat anak gagal menerima informasi ketika belajar.
Ditenggarai, faktor pemahaman mengenai kerja otak adalah pemicunya. Selain itu,
pintu masuk pengetahuan akan tertutup rapat dalam kondisi : (1) saat mangajar,
guru tidak memberikan fasilitas atau memuaskan otak reftil murid ketika
pembelajaran dimulai (melakukan apersepsi), (2) guru mengajar dengan kondisi
kelas yang tegang atau gaya mengajar guru yang membosankan membuat informsi
pengetahuan tidak terserap dimemori otak siswa (kegiatan belajar), (3) Gaya
mengajar siswa tidak sesuai dengan gaya belajar siswa sehingga membuat pelajaran
tidak terserap baik di memori jangka panjang (strategi mengajar).
Sederhana
saja : sekolah bukan kumpulan dari hewan, tetapi manusia, Institusi sekolah
adalah kumpulan peserta didik yang sedang berada pada usia tumbuh kembang untuk
belajar. Gravitasi belajar siswa berpusat pada otak, bukan dengkulnya. Guru
super adalah ketika guru mengajar siswa mengalami proses belajar. Ingat, ketika
guru mengajar belum tentu peserta didik belajar. Bisa jadi saat guru mengajar
peserta didik asyik melamun atau tidur. Mengajar dan belajar adalah dua proses
yang berbeda.
Dalam
dunia pembelajaran, hak paling asasi peserta didik adalah ketika guru mengajar
sesuai gaya belajar dan modalitas belajar peserta didik. Guru harus tau ini,
bahwa hak mengajar itu ada di tangan peserta didik, bukan di tangan guru. Yang
perlu di lakukan guru adalah “merebut” hak mengajar itu, sebut Mustofa Jupri,
seorang psikologi manusia. Bagaimana caranya? Caranya, puaskan otak reftil
peserta didik terlebih dahulu, ajar peserta didik sesuai gaya belajar dan
modalitas belajarnya, dan masukan informasi pengetahuan lewat jendela (Lobus)
kecerdasan peserta didik yang terbuka lebar.
.
Agar
kualitas pembelajaran terus meningkat, maka proses pembelajaran itu harus
dikelolah dengan baik. Dengan perkataan
lain diperlukan manajemen untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika itu.
Melalui manajemen peningkatan kualitas pembelajaran dicari metode, cara atau
strategi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. Diperlukan
upaya-upaya dan kondisi tertentu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran itu.
Tanpa mengabaikan faktor lain, dapat dikatakan pembelajaran yang berkualitas
adalah ujung tombak untuk mewujudkan tujuan pembelajaran.
Horward
Gardner, pencetus teori Multiple Intelligences dari Harvard University
melakukan riset dan redefinisi tentang makna kecerdasan. Dari hasil
penelitiannya, Gardner menyimpulkan: (1) kecerdasan tidak sama dengan hasil
tes, (2) kecerdasan adalah kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan
menciptakan produk kreatif, (3) potensi kecerdasan anak akan optimal jika
diberikan stimulasi yang tepat.
Posting Komentar untuk "Pendidikan Berkualitas, Sekolah, Kepala Sekolah, Guru atau Siswa"