Proses Perencanaan Pendidikan Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan
BAB I
PROSES PERENCANAAN
PEDIDIKAN
A.
Latar belakang masalah
Dalam
bidang apapun, proses perencanaan merupakan unsur penting dan strategis yang
memberikan arah dalam pelaksanaan kegiatan utuk mencapai tujuan atau sasaran
yang dikehendaki. Dalam bidang pendidikan, proses perencanaan pendidikan merupakan salah
satu faktor kunci efektifitas keterlaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan bagi setiap jenjang dan jenis
pendidikan pada tingkat nasional, maupun lokal.
Namun
apabila dilihat dalam kenyataan kesehariannya, unsur proses perencanaan
pendidikan masih lebih banyak dijadikan faktor pelengkap atau penjabaran
kebijakan pimpinan, sehingga sering terjadi tujuan yang ditetapkan tidak
tercapai secara optimal. Salah satu penyebabnya adalah para perencana
pendidikan masih kurang memahami proses dan mekanisme perencanaan dalam konteks
yang lebih komprehensif. Selain itu, posisi bidang perencanaan belum merupakan
“key factor” keberadaan suatu lembaga pendidikan, baik pada tingkat makro
maupun mikro, sehingga sumbangan perencanaan pendidikan terhadap pencapaian
visi, misi, dan tujuan pendidikan belum dirasakan secara optimal.
B.
Rumusan masalah
1.
Bagaimanakah tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan yang harus
dijalankan oleh para perencana pendidikan agar memperoleh tujuan pendidikan
yang optimal?
2.
Ada berapa macam tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan dan
bagaimanakah penjabaran uraiannya dalam sub pokok bahasannya?
C.
Tujuan pembahasan
1.
Menjelaskan tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan yang harus
dijalankan oleh para perencana pendidikan agar memperoleh tujuan pendidikan
yang optimal.
2.
Menjelaskan macam-macam tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan dan
menjabarkan uraiannya dalam sub pokok bahasannya
BAB
II
PROSES
PERENCANAAN PENDIDIKAN
Dalam
proses perencanaan pendidikan terdapat tahapan-tahapan dalam
perencanaan-perencanaan yang diterapkan pada semua tataran sistemnya, baik
operasional, institusional, maupun struktural. Adapun tahapan-tahapan
perencanaan pendidikan terbagi menjadi 7 bagian, sebagai berikut:
1.
Mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan.
2.
Analisis bidang telaahan permasalahan perencanaan.
3.
Mengkonsepsikan dan merancang rencana.
4.
Mengevaluasi rencana-rencana.
5.
Menspesifikasikan rencana (Speciying The Plan).
6.
Mengimplementasikan rencana (Implementing The Plan)
7.
Memantau pelaksanaan rencana dan umpan balik bagi perencanaan.
1.
Mendefinisikan Permasalahan Perencanaan Pendidikan
- a. Ruang lingkup permasalahan pendidikan.
- b. Pengkajian sejarah perencanaan pendidikan.
- c. Kesenjangan antara kenyataan dengan harapan dalam perencanaan pendidikan.
- d. Sumber daya dan hambatannya dalam perencanaan pendidikan.
- e. Menentukan komponen-komponen dari perencanaan pendidikan beserta prioritasnya
a.
Ruang lingkup permasalahan permasalahan pendidikan
Fokus
yang dibahas dalam hal ini adalah gambaran dan rumusan batasan perencanaan
pendidikan. Langkah ini menjadi sangat penting dan strategis, karena setiap
kegiatan yang akan dirumuskan dalam proses perencanaan harus diarahkan dalam
kerangka pemecahan masalah. Kekeliruan dalam rumusan batasan permasalahan
berdampak pada kekeliruan merumuskan langkah kegiatan selanjutnya.
1.
Kebutuhan akan perencanaan pendidikan
Kebutuhan
akan perencanaan muncul sebagai akibat semakin intensif dan kompleksnya
permasalahan yang muncul dalam masyarakat modern. Suatu permasalahan terjadi
apabila suatu aktifitas atau kejadian menyimpang dari yang seharusnya terjadi.
2.
Pengertian permasalahan perencanaan pendidikan
Terdapat
tiga hal pokok yang harus diketahui dan diperhatikan untuk memberikan pemahaman
tentang perencanaan pendidikan yang meliputi;
- Karakteristik perencanaan pendidikan, dimaksudkan untuk menggambarkan sifat khusus dari perencanaan pendidikan
- Rancangan dan kebijakan yang diambil
- Dimensi perencanaan pendidikan, untuk memahami arti perencanaan pendidikan, seseorang perlu memahami dimensi perencanaan pendidikan, yaitu tingkat ukuran dan besaran masalah yang terkait dengan perencanaan pendidikan. Ada 9 dimensi yang terkait dengan proses perencanaan pendidikan yaitu; (a) significance, (b) feasibilllity, (c) relevance, (d) definitivenness, (e) parsimoniousness, (f) adaptability, (g) time, (h) monitoring, (i) Subject motter.
- Kendala-kendala perencanaan pendidikan.
Kendala
memegang peranan yang sangat penting dalam mendefinisikan arti perencanaan
pendidikan yang utamanya meliputi; politik, ekonomi, dan waktu. Pada umumnya
kendala-kendala yang muncul pada proses perencanaan pendidikan di tingkat yang
lebih tinggi akan berdampak lebih besar pada tingkat di bawahnya.
3.
Makna permasalahan perencanaan pendidikan
Berbeda
dengan profesi lainnya perencanaan pendidikan tidak memiliki bidang pengetahuan
teknis yang dikenali secara jelas. Perencanaan pendidikan terlihat sebagai
perwujudan dari kecenderungan ke arah kegiatan manusia.
.
b.
Pengkajian sejarah perencanaan pendidikan
Pengkajian
mengenai sejarah perencanaan pendidikan tidak dapat dipastikan hubungannya
denagan rencana pendidikan itu sendiri, karena baik perencanaan maupun
pendidikan dahulu tidak pernah ada seperti bentuknya sekarang, tetapi
gerakan-gerakan dan perencanaan pendidikan bersifat pararel dengan kemajuan
yang dibuat, sehingga meninggalkan warisan mengenai cara-cara pemecahan
permasalahan.
Warisan
ini menggambarkan keteraturan perkembangan dari perencanaan yang pernah ada dan
membantu memberikan pentunjuk kepada perencanaan pendidikan untuk menentukan
bentuk masa depan. Sejarah dapat memberikan pemahaman tentang masa lalu,
sementara perencanaan dapat menentukan masa depan. Dalam perencanaan, tanpa
adanya sejarah maka tidak akan didapatkan mementum untuk melakukan sesuatu
menuju masa depan.
Pada
saat ini makna pendidikan dan perencanaan telah berkembang yang didasari oleh
konsep sistem dimana di dalamnya terdapat interaksi diantara banyak variabel.
Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan adalah posisi sekolah dalam
lingkungan masyarakat, analisis kebutuhan dan perencanaan yang berkaitan dengan
penggunaan lahan, berkaitan trasportasi, kurikulum, nilai-nilai yang berkembang
di masyarakat dan faktor-faktor lain, baik yang bersifat terselubung maupun
trasparan.
C.
Kesenjangan antara kenyataaan dengan harapan dalam perencanaan pendidikan
Kenyataan
(das sein), yakni suatu pandangan yang mengungkapkan bahwa sekolah harus
mandiri dan tidak berada pada suatu institusi, kenyamanan pendidikan akan
mengambil tempat dimana kondisi siswa sebanding dengan ketersediaan tenaga
pengajar saat ini, dan para pengolola sekolah dapat menangani langsung
operasional sekolah untuk disesuaikan kehendak masyarakat.
Pada
kenyataan dalam perencanaan pendidikan hendaknya dipertimbangkan pula situasi
belajar yang nantinya diharapkan mampu menunjang proses belajar mengajar,
misalnya kaitan belajar dengan tempat bermain, kesenian atau olahraga. Begitu
pula hubungannya dengan jadwal belajar juga termasuk di dalamnya jumlah hari
libur yang merupakan satu rangkaian tidak terpisahkan dengan proses belajar
mengajar tersebut.
Harapan
dalam fIlosofi perencanaan pendidikan adalah apa yang seharusnya (das sollin).
Berpijak pada pemikiran mengenai harapan di atas, jelas bahwa perencanaan pada
umumnya berorientasi pada suatu sistem, artinya bagaimana suatu perencanaan
pendidikan mampu memberikan solusi pemecahan masalah dan bertindak sebagai
jembatan bagi berbagai perbedaaan yang ada.
D.
Sumber daya dan hambatannya dalam perencanaan pendidikan
Sumber
daya dan hambatan merupakan dua bagian penting yang perlu di identifikasi dan
dikenali dalam perrumusan sebuah perencanaan pendidikan. Untuk menghasilkan
atau mencapai solusi maksimal suatu perencanaan tergantung pada ketersediaan
sumber daya dan karakter hambatan yang ada, baik secara individu maupun
kelembagaan.
E.
Menentukan komponen-komponen dari perencanaan pendidikan beserta prioritasnya
1.
Pendekatan sistem dalam perencanaan pendidikan.
Perencanaan
pendidikan terdiri dua komponen dasar, yaitu proses perencanaan dan isi
perencanaan. Pada tulisan tujuh fase proses perencanaan dikonstruksikan untuk
menyisipkan beberapa cara yang saling berhubungan yang mampu memproduksi hasil
pendidikan dengan sosial, ekonomi, dan detail fisik yang berhubungan dengan
masalah-masalah pendidikan.
2.
Komponen: konteks pendidikan
Pendidikan
fungsional untuk merencanakan pendidikan membutuhkan gambaran yang jelas dari
sistem pendidikan. Kejelasan menyeluruh, asumsi yang penting untuk model proses
perencanaan pendidikan dan sistem pendidikan harus di pertimbangakan secara
menyeluruh
2.
Analisis Bidang Telaahan Permasalahan Perencanaan
Seseorang
perencana pendidikan dalam menentukan pekerjaan yang akan berhadapan dengan
berbagai kekuatan dan kepentingan akan mempengaruhi proses perumusan
perencanaan. Oleh karena itu seseorang perencanaan harus;
- Mampu mengidentifisikan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) yang akan mempengaruhi proses perencanaan.
- Mampu memahami sifat-sifat dasar manusia
- Mampu memahami kebutuhan-kebutuhan dasar manusia
- Mampu menguasai berbagai jenis pendekatan dalam perencanaan sistem pendidikan
- Mampu memformulasikan suatu rancangan pendidikan yang berorientasi kepada aspek-aspek fisik, manajemen, dan kurikulum yang disesuaikan dengan aspek-aspek fisik, politik, ekonomi yang berlaku pada lingkungannya
Untuk
dapat memformulasikan rancangan pendidikan sebagaimana disebutkan di atas,
seorang perencana pendidikan harus mampu menganalisa bidang telaahan
permasalahan perencanaan pendidikan. Analisis bidang telaahan permasalahan
perencanaan ini merupakan tahapan ketiga dari tujuh tahapan dalam proses
perencanaan pendidikan.
Adapun langkah-langkah dalam menganalisa bidang
telaahan permasalahan perencanaan pendidikan yaitu;
a.
Mempelajari bidang telaah dan sistem-sistem sub bidang telaah
Pendidikan
merupakan suatu sistem. Di dalam sistem terdapat berbagai proses yang kemudian
membentuk sub-sub sistem. Proses-proses tersebut terjadi di dalam suatu
lingkungan yang kemudian disebut sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan
pendidikan secara luas inilah yang merupakan bidang telaah masalah perencanaan
pendidikan.
Terdapat
berbagai sistem dalam lingkungan pendidikan yang secara garis besarnya dapat di
bagi dalam 4 sistem. Keempat sistem tersebut merupakan satu kesatuan yang
membentuk sistem pendidikan.
1.
Sistem aktifitas pendidikan
2.
Sistem komunikasi pendidikan
3.
Sistem fasilitas pendidikan
4.
Sistem operasional pendidikan
b.
Mengumpulkan data
Ada
5 tahapan dalam sistem pengorganisasian data, yaitu; pertama, data dikumpulkan
dan dimasukkan ke dalam sistem. Kedua, data diisikan atau ditempatkan di tempat
penyimpanan data. Ketiga, data diolah (dikemas) menurut aturan yang sudah ada.
Keempat, data ditampilkan dalam bentuk yang dapat digunakan. Kelima, data
dipindahkan dari satu titik ke dalam sistem titik yang lain sesuai dengan
keperluannya. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasi dan selanjutnya
digunakan untuk perencanaan pendidikan baik jangka pendek, menengah, maupun
jangka panjang.
c.
Tabulasi data
Proses
tabulasi data harus lebih akurat dari tahun ke tahun, sehingga diperlukan
adanya survei tahunan untuk riset dan penelitian yang ada guna mendapatkan data
yang terbaru. Tabulasi data sangat diperlukan di dalam perencanaan pendidikan
untuk berbagai analisis data.
d.
Perkiraan/peramalan (forecasting) perencanaan
Teknik
peramalan pendidikan menggunakan beberapa metode dengan memperhatikan berbagai
aspek (masyarakat, perubahan ekonomi, dan aktivitas lainnya) dan sistem
pendidikan membuat asumsi dasar dan asumsi khusus.
Asumsi
dasar merupakan asumsi yang berkenaan dengan faktor kelahiran, kematian,
rata-rata, populasi migrasi, bentuk pemerintahan, politik, ekonomi, organisasi.
Sedangkan asumsi khusus merupakan asumsi yang dipusatkan pada kondisi lokal.
3.
Mengkonsepsikan Dan Merancang Rencana
Perencanaan
pendidikan akan memberikan kontribusi yang besar jika dapat menilai efektifitas
berbagai program yang ditanganinya. Empat bidang perhatian perencanaan
pendidikan, yaitu: (a) sejumlah aktifitas yang tercakup dalam berbagai lembaga
pendidikan, (b) kebutuhan manusia akan lembaga pendidikan, perencanaan
fasilitas fisik yang berkaitan dengan proses dan teknik, dan (d) administrasi
gedung dan peralatan sekolah.
Pekerjaan
perencanaan pendidikan memerlukan interpretasi ringkas mengenai kebutuhan
masyarakat dan cara memenuhinya. Perencanaan haruslah bersifat komprehensif dan
seorang perencana harus menyeimbangkan sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu
yang memungkinkan terjadi. Dalam mengindentifikasi kecenderungan umum, maka
perlu mengkaji antara lain: (a) latar belakang perencanaan, (b) pola dan
kecenderungan umum pada manusia, (c) pola dan kecenderungan yang menonjol pada
tempat, (d) pengaruh fisik, (e) kewilayahan tempat (places), (f) peran persepsi
(perception), (g) pola dan kecenderungan umum pada pergerakan (movement), (h)
pola dan kecederungan umum pada ekonomi, (i) pola dan kecenderungan yng
menonjol pada aktivitas, (j) beberapa kecenderungan perencanaan pendidikan
Setelah
mengidentifikasi kecenderungan umum, maka langkah selanjutnya dalam
mengkonsepsikan dan merancang rencana, yaitu menentukan tujuan dan sasaran,
untuk kemudian merancang rencana (designing plans) pendidikan.
4.
Mengevaluasi Rencana-Rencana
Simulasi
perencanaan pendidikan adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku
sebuah sistem dengan tujuan untuk memberikan suatu metode dalam mengamati (
visualisasi) berbagai perilaku komponen perencanaan. Ada tiga model utama
simulasi yang dapat dioperasikan yaitu; (a) model perubahan berkelanjutan
(continously changing model), (b) model periode tertentu (fixed period model),
dan (c) model peristiwa terpisah-pisah (discrete event model).
Empat
faktor mendasar yang harus menjadi pertimbangan dalam mensimulasikan sebuah
perencanaan yaitu; (a) peranan perencanaan (the role of planning), (b) Model
(the model), (c) pengukuran keefiktifan model (the measure of the model’s
effectiveness), (d) Kriteria-kriteria keputusan (the creteria of the decision)
Enam
hal yang menjadi pertimbangan dalam proses pembuatan model, yaitu; (a) tingkat
agregasi (the levelof aggregation), (b) Perlakuan terhadap waktu (treating
time), (c) Dampak-dampak perubahan (the effectts of change ), (d) pengoperasian
model (operating the model ), (e) penggunaan variabel-variabel (using
variables), (f) menentukan parameter ( establishing parameters )
Model
yang dipakai dalam simulasi adalah; (a) model simulasi untuk dimensi
orang-orang, (b) model simulasi untuk tempat-tempat, (c) model-model simulasi
untuk pergerakan-pergerakan, (d) model-model simulasi yang digunakan dalam
ekonomi, (e) model simulasi yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan (activities)
Beberapa
teknik yang digunakan untuk evaluasi perencanaan pendidikan yaitu; (a) matriks
yang dipilih (preference), (b) pemetaan peringkat, (c) pembobotan sejumlah
besar sasaran, (d) skala penilaian ordinal, (e) matriks evaluasi, (f) metode
pemeringkatan dan pembobotan
Setiap
perencanaan hendaknya dan hasilnya harus menunjukkan imbalan yang berkaitan
dengan perencanaan yang sistematis. Perencanaan pendidikan yang komprehensif
harus melibatkan unsur-unsur fisik, sosial dan ekonomi yang saling berkaitan
dan hendaknya diperlakukan sebagai sistem yang terpadu. Bagian penting dari
suatu perencanaan pendidikan yang komperehensif adalah proses fisik, sosial dan
administratif menunjukkan perlunya koordinasi, fleksibilitas dan pemilihan
waktu komitmen dan berbagai fungsi.
5.
Menspesifikasikan Rencana (Speciying The Plan)
Rumusan
masalah yang jelas diperlukan dalam penyusunan perencanaan yang komprehensif.
Perencanaan muncul sebagai aktifitas keikutsertaan (participatory) mencapai tujuannya
dengan memadukan semua unsur, sehingga tujuan itu tercapai dari orang yang akan
dilayani oleh lingkungan dan akan dipengaruhi oleh lingkungan yang memiliki hak
dan kewajiban untuk ikut serta dalam merencanakan modifikasi atau pengembangan
lingkungan tersebut. Perencanaan pendidikan memberikan rekomendasi mengenai
serangkaian tindakan yang mencapai tujuan yang diinginkan. Jenis-jenis
perencanaan pendidikan, yaitu:
a.
Perencanaan pendidikan adaptif
b.
Perencanaan pendidikan kontingensi
c.
Perencanaan pendidikan kompulsif
d.
Perencanaan pendidikan manipulatif
e.
Perencanaan pendidikan indikatif
f.
Perencanaan pendidikan bertahap (incremental)
g.
Perencanaan pendidikan otonomi
h.
Perencanaan pendidikan perbaikan/pemulihan (amelioratif)
i.
Perencanaan pendidikan normatif
j.
Perencanaan pendidikan fungsional
k.
Pemograman pendidikan
6.
Mengimplementasikan Rencana (Implementing The Plan)
Perencanaan
kebijakan pendidikan menyangkut pengembangan pedoman umum tindakan oleh
sekelompok orang tertentu (elected effecials). Perencanaan program pendidikan
menyangkut persiapan rencana-rencana yang spesifik disertai prosedur-prosedur
untuk diterapkan oleh institusi/organisasi administrasi pendidikan dalam
kerangka sistem pendidikan yang ada. Rencana pendidikan akan mengarahkan proses
pembuatan keputusan dengan memperhatikan pengembangan program –program
pendidikan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menjalankannya.
Perencanaan
pendidikan yang komprehensif merupakan konstitusi yang tidak permanen dan
merupakan kumpulan-kumpulan prinsip-prinsip pendidikan fundamental. Perencanaan
pendidikan mempunyai sejumlah masalah yang unik, sehingga tidak ada satu bentuk
perencanaan tertentu dapat dilaksanakan dan diorganisasikan yang akan menjamin
efektivitas agensi. Dalam mengorganisasikan unit-unit oprerasional perencanaan
pendidikan memiliki keterampilan metodologis berupaya menjangkau seluruh
kepentingan pendidikan dengan kriteria yang obyektif dan rasional.
Sebuah
perencanaan mengandung banyak bagian, peran, pelaku dan dan kerjasama untuk
mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yang dibutuhkan dalam perencanaan
adalah kerjasama dan kesamaan pikiran sebelum proyek tersebut dimulai. Variasi
situasi kerjasama dapat diinterpretasikan dalam lima kerjasama yaitu; (a)
kerjasama antara orang, (b) kerjasama berkaitan dengan tempat, (c) kerjasama
berkaitan dengan perubahan atau gerakan, (d) kerjasama berkaitan dengan
ekonomi, dan (e) kerjasama berkaitan dengan aktivitas
Koordinasi
adalah proses penjadwalan kegiatan untuk menghilangkan konflik agar tujuan
dapat tercapai. Mengkoordinasikan kegiatan yang berbeda dalam tujuan agensi
pendidikan yang beragam merupakan esensi perencanaan pendidikan yang
komprehensif dengan tujuan untuk menerjemahkan tujuan perencanaan pendidikan
yang komprehensif ke dalam program-program praktis.
7.
Memantau Pelaksanaan Rencana Dan Umpan Balik Bagi Perencanaan
Monitoring
perencanaan yang sedang berlangsung memungkinkan suatu alat pengendalian yang
baik dalam seluruh proses implementasi. Penjadwalan dapat digunakan untuk
mengindentifikasi setiap aktivitas yang dilaksanakan dan pendekatan
komprehensif. Teknik penjadwalan antara lain;(a) CPM (critikal path method) dan
(b) PERT (program evaluation reseach task). Diagram penjadwalan yang digunakan
untuk aktivitas monitoring yaitu; (a) Diagram Grant, (b) diagram PERT dan, (c)
precedence diagram.
Perbedaan
PERT dengan CPM
PERT
CPM
Probabilistik
Deterministik
Berorientasi
pada kejadian Berorientasi pada aktifitas
Tidak
berdasarkan pengalaman Berdasarkan pengalaman
Estimasi
multi waktu Estimasi satu waktu
Evaluasi
merupakan suatu aktivitas pengendalian yang memungkinkan intervensi yang
positif. Evaluasi memeriksa arah yang diambil dan mengevaluasi hasil atau
penyimpangan dari perencanaan sebelumnya. Evaluasi harus bersifat komprehensif
dan terbuka terhadap berbagai kritikan. Lima faktor penting dalam setiap
aktivitas, pendidikan yaitu; (a) tempat aktivitas yang dilakukan, (b) waktu
aktivitas dilakukan, (c) orang yang terlihat dalam aktivitas, (d) sumber daya
yang diperlukan untuk aktivitas tersebut, (e) proses pelaksanaan aktivitas.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Agar
tujuan dari perencanaan pendidikan bisa dicapai dengan hasil yang maksimal dan
optimal, maka para perencana pendidikan diharuskan untuk lebih bisa memahami
proses dan mekanisme perencanaan dalam konteks yang lebih komprehensif. Adapun
proses perencanaan pendidikan yang mengembangkan pendekatan komprehensif ,
mencakup aspek-aspek: mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan,
analisis bidang telaahan permasalahan perencanaan, mengkonsepsikan dan
merancang rencana, mengevaluasi rencana-rencana, menspesifikasikan rencana
(Speciying The Plan), mengimplementasikan rencana (Implementing The Plan),
memantau pelaksanaan rencana dan umpan balik bagi perencanaan.
DAFTAR PUSTAKA
UDIN
Syaefudin Sa’ud, M.Ed., Ph.D. and Prof. Dr. Abin Syamsudin Makmun, M.A. (2005).
Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Drs.
Harjanto. (2005). Perencanaan Pengajaran. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Dr.
Hamzah B. Uno, M.Pd. (2006). Perencanaan Pembelajaran. PT Bumi Aksara,
Jakarta.
Posting Komentar untuk "Proses Perencanaan Pendidikan Untuk Mencapai Tujuan Pendidikan"