Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

7 + Tips Homeschooling Bagi pemula

Homeschooling menjadi tren saat ini ketika anak tidak mau menempuh pendidikan secara formal. Pendidikan yang dilakukan di rumah ini menjadi pilihan orang tua saat ini. Undang – Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2013 mengatur tentang jalur pendidikan yang bisa diterapkan di Indonesia. Ada tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal.  Home shooling mejadi salah satu pendidikan nonformal.

Nah sebelum melakukan home schooling ada baiknya ketahui dahulu apa itu home schooling dan bagaimana tips melakukan homeschooling. Pada tulisan ini akan disajikan secara lengkap mengenai homeschooling. Simak sampai selesai ya.  


 

Apa itu homeschooling?

Homeschooling adalah format pendidikan yang tergolong jalur informal. Proses pendidikan diselenggarakan di rumah dengan orang tua sebagai inisiator dan fasilitator. Banyak alasan yang menjelaskan mengapa homeschooling mulai marak dijalankan oleh orang tua. Tahun 2013 di Amerika lebih dari 1.700.000 anak menjalani homeschooling.

Dan angkanya terus meningkat juga tersebar ke seluruh penjuru dunia. Indonesia juga negara yang tak luput dari gelombang ini. Orang tua yang memutuskan homeschooling untuk anaknya, mereka menjelaskan bahwa anak memiliki keunikan tersendiri. Setiap anak memiliki minat belajar, daya tahan belajar, kecepatan memahami sesuatu dan bakat minat yang berbeda. Maka tidak cukup manusiawi jika mereka diperlakukan sama.

Sentuhan interaksi pendidikan terbaik bagi seorang anak adalah orang tuanya. Pembelajaran dalam proses pendidikan akan lebih nyaman sekaligus kondusif jika komunikasi kepada anak menerapkan komunikasi keluarga.Dekat, hangat dan nyaman inilah yang mungin tak ditemui di kelas tradisional. Demikian kurang lebih beberapa alasan substansial mengapa homeschooling begitu pesat tumbuh.

Homeschooling secara bahasa adalah sekolah dirumah. Artinya proses pendidikan dilakukan dirumah. Maka selayaknya proses pelaksanaanya memperhatikan tiga elemen penting pendidikan : Perencanaan, Pelaksanaan dan Penilaian (Evaluasi/Pengukuran). Idealisme orang tua harus diimbangi dengan kerja keras dan konsisten. Orangtua perlu benar-benar memahami proses pendidikan dan menjalankannya secara disiplin bersama anak-anak.

Kelebihan homeschooling 

Berikut kelebihan homescooling dibanding sekolah klasik di kelas.

1.       Mengakomodasi keunikan anak.

Setiap anak memiliki ciri khasnya sendiri-sendiri. Dan model pendidikan konvensional di kelas, tidak terlalu detail memperhatikan hal tersebut. Kecepatan belajar, durasi belajar dan mood setiap anak berbeda. Memperlakukan sama dan mengharapkan hasil maksimal adalah kekeliruan yang diyakini banyak orang tua. Melalui home schooling keunikan tiap anak detail teramati dan terfasilitasi.

2.       Interaksi yang intens juga berkualitas.

Membagi perhatian di kelas kepada 20 anak, tentu berbeda sekali dengan ke 2 anak. Rasio pengajar dan pelajar menentukan kualitas interaksi belajar. Ini sisi paling kuat homeschooling.

 

3.       Waktu belajar fleksibel.

Bioritmik atau ritme energi pelajar dalam hal ini anak, satu dan lainnya berbeda. Homeschooling memberikan kebebasan proses belajar dalam 24 jam di rumah. Kurikulum pembelajaran bisa di sisipkan di banyak momen. Jadi jadwal belajar fleksibel dan luwes.

 

4.       Lebih bebas dan fun (Menyenangkan).

Orang tua dalam proses pembelajaran adalah partner. Anak-anak lebih nyaman jika komunikasi berbentuk pertemanan. Mereka bebas berkomunikasi. Bertanya dengan cara mereka, juga mendapatkan jawaban dalam bahasa mereka. Materi pembelajaran akan mudah di fahami karena kebersamaan dengan nuansa hangat. Hambatan yang sering dialami anak-anak di kelas adalah kesempatan mengeksplorasi pemahan. Saat mereka akan memastikan apakah yang mereka fahami telah sesuai. Kesempatan bertanya menjadi kecil karena guru hanya memberikan kesempatan ke beberapa anak. Ini menjadi kurang bebas dan menyenangkan. Homeschooling mengatasi ini.

 

5.       Durasi belajar menyesuaikan kemampuan.

Sekolah formal di sekolahan memiliki durasi 4-6 Jam. Jam belajar di selingi istirahat 15 menit setiap dua kali 45 menit. Pertanyaannya adalah apakah peserta didik belajar efektif sepanjang itu?. Jawabannya mengejutkan, Bisa IYA dan bisa juga TIDAK. Bagaimana dengan yang TIDAK efektif belajar di rentang jam sesuai jadwal tersebut. Bukankah mereka akan sangat tidak nyaman. Hal ini berujung kepada keterlambatan peserta didik menguasai bahan pembelajaran.

Di Homeschooling, problem ini teratasi. Dalam 24 jam, bisa jadi hampir keseluruhannya memungkinkan digunakan untuk proses pendidikan. Jam berapapun anak ingin belajar memungkinkan dikomunikasikan. Sehingga orang tua mengetahui kapan persisnya anaknya nyaman dan optimal belajar. Bukan hanya pagi hingga sore namun malam sekalipun. Bukan hanya senin sampai sabtu, tapi kapanpun tanpa melihat kalender. Jadi kecepatan belajar dapat lebih mudah disesuaikan.

6.       Komunikasi intens orang tua anak.

Dari sekian puluh siswa di kelas, akan ditemukan anak yang sulit berkomunikasi dengan guru kelas. Hal ini terjadi karena gap antara komunikasi di rumah dengan komunikasi di sekolah. Bahasa orang tua berbeda dengan bahasa gurunya. Maka anak terhambat merespons. Saat ia ingin bertanya ia kesulitan menyusun kalimat-kalimatnya. Kebingungan anak sangat memungkinkan hanya menumpuk tanpa pemecahan.

Orang tua lebi mudah dan memungkinkan intens berinteraksi dengan orang tua. Homeschooling menjadi pilihan tepat. Pendidikan yang diformulasikan dalam nuansa kedekatan emosional, kedekatan kultur dan pola hidup. Tidak ada jarak lagi pendidik dan peserta didik.

 

7.       Anak tumbuh sesuai potensi terbaiknya.

Belakangan banyak orang tua menyadari sekolah layaknya pabrik. Bahan masuk di seragamkan, dan lulus sekolah diharapkan juga seragam. Sementara keunikan individu dengan potensinya sering terlewat. Ekstrakurkuler yang mengasah talent juga terbatas. Padahal anak tidak semuanya harus dan mampu melanjutkan sekolah.

Sebagian anak harus segera hidup mandiri dan bekerja untuk menopang kehidupan keluarga. Potensi skill yang seharusnya siap saat dibutuhkan ternyata kosong. Anak lulusan SD, SMP dan SMA/SMK masih kebingungan menghadapi dunia nyata saat lulusnya. Homeschooling bisa memadukan kapasitas keilmuan bersamaan pembentukan life skill. Potensi terbaik anak bisa di fasilitasi pertumbuhannya.

 

Tips melakukan Homeschooling untuk pemula

Untuk memastikan homeschooling berjalan sebagaimana diharapkan, Berikut Tips yang perlu diperhatikan:

1.       Gunakan Standard Nasional

Setiap orang tua memiliki harapan tertentu terhadap kapasitas anaknya. Namun dimana kita tinggal semua diatur oleh peraturan pemerintah. Pendidikan informal juga memiliki standard yang digunakan untuk acuan pembelajaran dirumah melalui homeschooling. Setelah memutuskan untuk homeschooling, maka segeralah orang tua mencari standard yang berlaku di Indonesia.

 

2.       Merumuskan dan Menetapkan Tujuan.

Buat sebuah lembar kerja. Rumuskan tujuan yang hendak dicapai. Sesuaikan dengan standard UU sisdiknas. Hal ini penting untuk menjadi panduan di proses berikutnya. Selain itu, kita dapat mudah mengevaluasi tingkat keberhasilan proses pendidikannya.

Untuk anak tentukan tujuan utama pendidikannya kemudian tentukan tujuan lebih spesifiknya. Orang tua selaku fasilitator utama penting untuk membukukan program homeschooling. Tujuan adalah arah seluruh program.

 

 

3.       Memilih Lembaga Penyedia Layanan Home Schooling.

Kualitas hasil homeschooling akan bisa di evaluasi ketika ada standard. Di Indonesia banyak lembaga yang menyediakan layanan pendampingan home schooling. Dengan demikian orang tua praktisi homeschooling dapat berkonsultasi dalam pelaksanaannya. Tanpa pendampingan orang tua terkadang kehilangan orientasi di fase tertentu.

Homschooling yang populer seperti Lembaga Kak Seto yang beberapa waktu lalu menjadi lembaga layanan percontohan. Orang tua bisa mencari layanan terdekat, dan bisa melakukan studi banding ke beberapa lembaga. Proses pendidikan memerlukan organisasi aktivitas. Lembaga penyedia juga akan memberikan panduan dalam mengorganisasikan proses pembelajaran orang tua bersama anak homeschooling. Diharapkan semua yang terlibat semakin percaya diri, utamanya orang tua.

 

4.       Merencanakan Proses Pembelajaran.

Jika di sekolah tradisional ada kurikulum. Homeschooling juga memiliki kurikulum. Didalamnya memuat semua konten pembelajaran. Semua pilihan kurikulum tergantung kepada orang tua. Kurikulum adalah isi proses pembelajaran yang akan menjadi acuan orang tua. Keberadaan kurikulum ibarat tubuh adalah ruhnya. Isi dan orientasi pembelajaran semua tertuang disana.

Banyak orang tua belum memahami. Bahwa homeschooling bukan kegiatan pembelajaran bebas. Dimana semua dilakukan sekehendak orang tua. Ini pemahaman keliru. Homeschooling adalah proses pendidikan di rumah. Bukan yang penting anak belajar. Namun bagaimana anak mencapai hasil terbaik meskipun belajar di rumah bersama orang tua. Kurikulumlah panduan isi juga arah proses pendidikan tersebut.

 

5.       Mempersiapkan Kebutuhan Home Schooling.

Perlengkapan homeschooling tak beda jauh dari pelajar di sekolah. Mereka memerlukan media pembelajaran, sumber belajar dan penunjangnya. Mempersiapkan keperluan yang diperlukan hendaknya dilakukan sesuai kurikulum.

Apa saja yang diperlukan?

Bagi orang tua adalah kurikulum dan media pembelajaran. Bagi anak adalah semua prasarana belajarnya. Dari sekedar alat tulis, buku referensi hingga keperluan belajar lainnya.

 

6.       Administrasi Pelaksanaan HS.

Sediakan buku administrasi khsusus. Diperlukan beberapa buku untuk admisnistrasi. Buku ini diperlukan untuk merekam semua kegiatan dan program pembelajaran homeschooling. Orang tua wajib mempersiapkannya. Karena admisnistrasi pembelajaran adalah rekam jejak orang tua bersama anaknya di homeschooling.

 

 

7.       Evaluasi dan Standar Hasil

Pada bagian akhir pertengahan dan akhir proses diperlukan evaluasi. Evaluasi untuk mengukur hasil pembelajaran. Seberapa anak menguasai materi. Sekaligus mengukur seberapa kemampuan orang tua mendeliver materi.

 

Demikian tips homescooling bagi pemula. Ternyata terdengar lebih menyenangkan bukan. Untuk lebih detail bisa update tema-tema berikutnya.   

Posting Komentar untuk "7 + Tips Homeschooling Bagi pemula"