STRUKTUR ORGANISASI dan BUDAYA ORGANISASI
PILIHAN
STRUKTUR ORGANISASI
1. LINGKUNGAN, STRATEGI, TEKNOLOGI,
DAN STRUKTUR ORGANISASI
Organisasi merupakan
suatu sistem yang memiliki struktur yang menghasilkan jasa atau produk melalui
proses politik sebagai wadah dari anggota organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi. Keefektivitasan organisasi dipengaruhi oleh strategi, teknologi, dan
lingkungan organisasi. Struktur merupakan sebuah pembagian tugas serta hubungan
antara tugas yang sesuai dengan strategi, teknologi, dan lingkungan yang
dihadapi.

Wheelen, Thomas L., J.
David Hunger (1992) membagi lingkungan organisasi menjadi lingkungan tugas
(task environment) yang mencakup hal hal yang berpengaruh langsung terhadap
organisasi seperti konsumen, pemasok, pemerintah, industri sejenis, dan lain
lain sedangkan lingkungan social (societal environment) meliputi elemen seperti
ekonomi, politik, social budaya, dan teknologi yang berpengaruh secara tidak
langsung pada organisasi.
DIMENSI
DIMENSI LINGKUNGAN
Menurut Stephen P.
Robbin, 1990 situasi lingkungan dapat dilihat dari dimensi dimensi
kompleksitas, stabilitas, dan kapasitas. Kompleksitas mengacu pada
heterogenitas, stabilitas mengacu pada tingkat perubahan elemen elemen
lingkungan, dan kapasitas mengacu pada kesempatan yang mendukung organisasi.
Tingkat ketidakpastian
organisasi akan dipengaruhi oleh suatu lingkungan yang kompleks dan tidak
stabil. Masing masing elemen akan melakukan suatu analisis untuk mengurangi
kompleksitas terhadap keadaan yang ada.
PROSES
LINGKUNGAN MEMPENGARUHI STRUKTUR
Struktur dibentuk dengan
dispesialisasi tugas untuk mengatasi masalah internal dan masalah yang timbul
dari faktor eksternal. Masalah yang ditimbulkan oleh lingkungan eksternal
adalah ketidakpastian seperti hasil dari organisasi, pesaing pesaing baru,
teknologi, politik, dan lain lain.
2. STRATEGI ORGANISASI
Strategi merupakan cara
untuk mencapai tujuan yang membutuhkan tersedianya sarana dan sumber daya
manusia yang berkualitas. Dan penugasan akan bergantung kepada mekanisme
organisasi yang dijalankan untuk mempengaruhi perilaku anggota yang diinginkan.
Dengan demikian, struktur organisasi dapat dikatakan sebagai sarana dari
strategi.
PENGERTIAN
STRATEGI
Strategi adalah
tindakan yang diambil untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan pengarahan,
pedoman, kegiatan, dan alokasi sumber.
STRATEGI
MEMPENGARUHI STRUKTUR
Struktur dapat dideskripsikan
dari dimensi kompleksitas, formalisasi, dan sentralisasi. Strategi defender dan
cost leadership mampu menciptakan struktur dengan ciri kompleksitas,
formalisasi, dan sentralisasi yang tinggi sedangkan strategi prospector dan
diferensiasi akan sebaliknya, yakni rendahnya kompleksitas, formalisasi dan
sentralisasi.
3. TEKNOLOGI ORGANISASI
Teknologi organisasi
merupakan alat, metode, pengetahuan, dan kegiatan yang digunakan untuk mengubah
masukan menjadi keluaran yang diinginkan. Robbins (1994) menyatakan, teknologi
merujuk pada informasi, peralatan, teknik, dan proses yang dibutuhkan untuk
mengubah masukan menjadi keluaran dalam organisasi.
DIMENSI
DIMENSI TEKNOLOGI
Dimensi dimensi yang
digunakan untuk mengukur teknologi organisasi adalah kompleksitas informasi,
tingkat otomatisasi, jumlah aktivitas dalam tugas, dan metode yang jelas.
HUBUNGAN
TEKNOLOGI dan STRUKTUR
Penggunaan teknologi
akan berpengaruh terhadap struktur dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen. Tiga
jenis teknologi perusahaan menurut Joan Woodward adalah teknologi unit,
teknologi massal, dan teknologi proses.
Teknologi unit adalah
teknologi yang melakukan proses berdasarkan sistem pesanan konsumen, dimana
perusahaan akan lebih berorientasi kepada kebutuhan konsumen yang bersifat
berbeda beda dan membutuhkan respon yang cepat tanggap dengan tingkat
otomatisasi yang rendah.
Teknologi massal adalah
teknologi yang menghasilklan produksi secara massal dengan tingkat otomatisasi
yang lebih tinggi dikarenakan pertumbuhan pasar yang sudah berkembang sehingga
tidak terlalu membutuhkan manajer dan karyawan yang banyak sebagai ganti dari adanya
mesin yang digunakan dalam produksi.
Teknologi proses adalah
teknologi yang menghasilkan produk melalui proses teknologi dan pengetahuan
yang rumit yang tingkat otomatisasinya sangat tinggi dan membutuhkan pegawai
yang terlatih karena tuntutan inovasi inovasi yang harus ada dalam produksi.
Charles Perrow
menyatakan bahwa ada dua dimensi yang digunakan dalam hubungan teknologi dan
struktur, yakni variasi tugas (task variety) dan kemudahan analisis (problem
analyzability).
Variasi tugas adalah
sesuatu yang muncul diluar prediksi dalam pelaksanaan pekerjaan yang
mengakibatkan tingginya tingkat ketidakpastian dalam pelaksanaan tugas sehingga
membutuhkan tingkat pengetahuan yang tinggi untuk melaksakannya dengan baik.
Kemudahan analisi
adalah pekerjaan yang mudah dianalisa, diuraikan dengan jelas langkah langkah
dan metodenya, bersifat mekanistik, terukur secara kuantitatif, dan mudah
diketahui jika ada penyimpangan.
Perrow mengemukakan 4
jenis teknologi berdasarkan dimensi di atas, yakni Teknologi rutin, ditandai
dengan variasi tugas yang rendah dan mempunyai tingkat kemudahan analisis yang
tinggi. Teknologi non rutin, variasi tugasnya tinggi, dan sulit dianalisis. Teknologi
craft, variasi tugas rendah, namun sulit dianalisis. Teknologi enginering,
variasi tugas cukup tinggi dan rumit tapi ditangani dengan prosedur baku.
TEKNOLOGI
RANGKAIAN PANJANG
Pada jenis teknologi
ini, kegiatan organisasi saling bergantung secara berurutan, dimana hasil dari
suatu kegiatan menjadi masukan (input) bagi kegiatan selanjutnya yang bersifat
satu arah sampai akhirnya produk (output) siap untuk digunakan oleh konsumen.
Thompson mengaitkan
teknologi ini dengan aspek aspek tingkat ketergantungan yang ada, kebutuhan
komunikasi, mekanisme koordinasi, dan ketidak pastian yang ditimbulkan yang
memerlukan strategi untuk mengatasinya.
TEKNOLOGI
PERANTARA
Teknologi ini adalah
organisasi dalam proses pengubahan masukan menjadi keluaran bergantung pada
kontribusi dua atau lebih unit yang terpisah untuk dapat menghasilkan keluaran
yang baiik atau dengan kata lain teknologi perantara digunakan untuk
menghubungkan beberapa klien-baik yang berada pada sisi masukan maupun keluaran
organisasi-yang satu sama lain dan tidak dapat berhubungan secara langsung.
Misalnya, dalam sebuah bank, baik pihak yang menyimpan dan pihak peminjam
berkeinginan uangnya tersimpan dengan aman dan menyalurkannya kepada pengusaha
untuk proses produksi.
TEKNOLOGI
INTENSIF
Teknologi intensif
merupakan kumpulan dari beberapa jenis pelayanan khusus, yang keseluruhannya
digabungkan untuk melayani klien. Teknologi ini adalah sebuah proses dalam
mengubah input menjadi output yang memerlukan penanganan secara khusus melalui
penggunaan sejumlah sumber daya dan kemampuan khusus secara bersama dalam
mengatasi masalah. Misalnya rumah sakit dalam mengatasi masalah penyakit pasien
yang berbeda beda.
JENIS
JENIS TEKNOLOGI ORGANISASI, RUTIN DAN NON RUTIN
Teknologi rutin, ditandai
dengan variasi tugas yang rendah dan mempunyai tingkat kemudahan analisis yang
tinggi dan dapat diotomatisasi sedangkan Teknologi non rutin, variasi tugasnya
tinggi dan sulit dianalisis.sehingga sulit diotomatisasi.
BUDAYA
ORGANASASI
1.
APAKAH
BUDAYA ORGANISASI ITU?
Budaya organisasi
merupakan seperangkat nilai, asumsi-asumsi, dan standar perilaku yang
berkembang dan diyakini oleh sebagian
besar anggota organisasi sebagai acuan dalam menjalankan organisasi dan
memecahkan permasalahan organisasi baik secara internal (peningkatan
efektifitas, efisiensi, dan integrasi) maupun menghadapi masalah masalah
eksternal.
1.
Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh
mana karyawan didukung untuk menjadi inovatif dan mengambil resiko.
2.
Perhatian terhadap detail. Sejauh mana
karyawan diharapkan menunjukkan kecermatan, analisis dan perhatian terhadap
detail.
3.
Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen
memfokus pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang digunakan untuk
mencapai hasil tersebut.
4.
Orientasi orang. Sejauh mana keputusan
manajemen memperhitungkan efek pada orang-orang di dalam organisasi itu.
5.
Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan
kerja diorganisasikan sekitar tim-tim, ukannya individu.
6.
Keagresifan. Berkaitan dengan
agresivitas karyawan.
7.
Kemantapan. Organisasi menekankan
dipertahankannya budaya organisasi yang sudah baik.
Dengan menilai
organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran
majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan
pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana
urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku.
2. FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi
merupakan sesuatu yang dimiliki organisasi sehingga harus dikembangkan,
dipelihara, atau diubah untuk mencipatakan suatu organisasi yang efektif dan efisien
untuk mencapai tujuannya dan mempengaruhi secara keseluruhan kegiatan organisasi
dan mengarahkan perilaku setiap anggota untuk mencapai tujuan.
Menurut Robbins
(1996), fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
o
Budaya menciptakan pembedaan yang jelas
antara satu organisasi dan yang lain.
o
Budaya membawa suatu rasa identitas bagi
anggota-anggota organisasi.
o
Budaya mempermudah timbulnya komitmen
pada sesuatu yang lebih luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
o
Budaya merupakan perekat sosial yang
membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang
tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
o
Budaya sebagai mekanisme pembuat makna
dan kendali yang memandu dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
3. HAMBATAN BUDAYA ORGANISASI
Penghambat
bagi perkembangan organisasi adalah sebagai berikut,
1.
Budaya organisai penghambat terjadinya
dinamika
2.
Budaya organisai penghambat terjadinya
perubahan.
3.
Budaya organisai penghambat adanya
keanekaragaman
4.
Budaya organisai penghambat terjadinya
merger dan akuisisi.
4. ELEMEN ELEMEN BUDAYA ORGANSASI
Elemen budaya
organisasi adalah keseluruhan asumsi dasar dan nilai nilai yang dipegang
organisasi yang dinyatakan baik secara eksplisit maupun implisit yang ditujukan
untuk menghadapi masalah masalah yang berhubungan dengan lingkungan eketernal
dan internal.
Dari segi cakupan
pengaruhnya dapat dikelompokkan menjadi dua yakni asumsi yang bersifat umum
tapi mendalam yaitu asumsi dan nilai yang menyentuh keseluruhan aktivitas
kehidupan organisasi, seperti asumsi yang berkaitan dengan visi dan startegi
organisasi, sedangkan asumsi yang bersifat spesifik dan dangkal, seperti
bagaimana melakukan suatu tugas.
Menurut Edgar H. Schein
(1989) asumsi dasar mengenai cara adaptasi dengan lingkungan eksternal
berkaitan dengan mission and strategy, goals, means, measurements, and
correction. Sedangkan asumsi dasar yang berkaitan dengan integrasi internal
adalah common language and conceptual categories, group boundaries and criteria
for inclusion and exclusion, power and status, intimacy, friendship and love,
reward and punishment, ideology, and religion.
5. BUDAYA dan EFEKTIVITAS ORGANISASI
Efektivitas organisasi
tentu saja dipengaruhi oleh faktor kesesuaian budaya organisasi dengan strategi
dan lingkungan organisasi. Lingkungan yang berubah membutuhkan proses adaptasi
yang cepat terhadap perubahan yang membutuhkan nilai, sikap, dan perilaku
anggota organasasi.
6. TERBENTUKNYA BUDAYA ORGANISASI
3 Proses pembentukan
budaya organisasi, yakni pertama para pendiri hanya mempekerjakan dan menjaga
karyawan yang berpikir dan merasakan cara yang mereka tempuh, kedua, mereka
mendoktrinasikan dengan cara berpikir dan mereka rasa dan ketiga perilaku
pendiri sendiri bertindak sebagai satu model dalam mendorong karyawan dan
mengidentifikasikan diri dengan mereka.
7. MEMELIHARA BUDAYA ORGANISASI
Stephen P. Robbin
(1996) mengatakan bahwa memelihara budaya dapat dilakukan melalui seleksi,
performance evaluation criteria, reward practices, training and carrier
development activity, dan promotion procedure. Tiga kekuatan berperan dalam
upaya mempertahankan budaya organisasi, praktik seleksi, tindakan manajemen
puncak, dan metode sosialisasi.
SELEKSI
Seleksi adalah upaya
menentukan pegawai dengan mengidentifikasikan dan mempekerjakannya dengan
keterampilan, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki untuk pelaksanaan tugas
yang dibebankan.
MANAJEMEN
PUNCAK
Manajemen puncak
bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan
jalannya perusahaan sehingga norma norma yang mengalir ke bawah sepanjang
organisasi tepat dan efesien.
SOSIALISASI
Sosialisasi merupakan
proses adaptasi karyawan terhadap budaya organisasi yang ada. Proses
sosialisasi dapat dilakukan dalam tiga tahap yakni, pre-arrival stage
(pelatihan dan pengenalan pekerjaan dan organisasi), encounter stage (tahap
dimana sesuatu itu terjadi secara praktis bukan teoritis), dan metamorphosis
stage (perubahan karyawan yang telah menyesuaikan diri dengan kelompok kerja
dan organisasi).
8. APAKAH BUDAYA ORGANISASI DAPAT
DIUBAH?
Budaya yang telah
terbentuk melalui proses yang rumit akan sulit untuk diubah yang mungkin telah
menjadi tameng terhadap ide, pendapat atau pemikiran baru yang masuk dalam
organisasi. James Champy (1995) mengemukakan langkah langkah dalam mengubah
budaya organisasi yang sudah berkembang adalah sebagai berikut.
1.
Menentukan nilai yang telah dipakai oleh
kebanyakan warga gunakan dalam organisasi.
2.
Melakukan assesemen terhadap perilaku
yang merusak nilai.
3.
Artikulasikan nilai dan perilaku apa
terhadap tujuan anda sebagai sebuah komunitas warga.
4.
Ujilah proses manajemen anda.
5.
Ajarkan, lakukan, hidupkan nilai dalam
budaya anda.
9. BUDAYA DAN STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi
pendistribusian wewenang dan standar perilaku yang memiliki kompleksitas yang
berarti spesialisasi tugas, penyebaran lokasi pekerjaan dan tingkatan
organisasi, formalitasasi yang berarti standar perilaku petugas dan
sentralisasi yang berarti penyebaran pengambilan keputusan. Hal inilah yang
menjadi pembeda budaya di antara organisasi yang ada.
Di organisasi terdapat
budaya yang pekerjaannya telah diatur, sistematis, disentralkan dan
diberlakukan secara rutin dan hal ini disebut dengan budaya yang berformalisasi
dan sentralisasi tinggi.
Posting Komentar untuk "STRUKTUR ORGANISASI dan BUDAYA ORGANISASI"