Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai
Penelitian ini dilakukan di .......... Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel gaya kepemimpinan (Xt) mempunyai nilai thitung sebesar 6,646 lebih besar dibandingkan dengan nilai thitung pada taraf nyata sebesar1,67252 atau dapat dikatakan Gaya Kepemimpinan (X1) baerpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y). Nilai koefisien korelasi diperoleh angka R sebesar 0,670. Hal menunjukan bahwa gaya kepemimpinan (X1) dengan kinerja pegawai (Y) mempunyai hubungan kuat. sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai R positif. (b) hasil thitung menunjukan bahwa variabel motivasi (X2) mempunyai nilai thitung menunjukkan bahwa variabel motivasi (X2) mempunyai nilai thitung sebesar8,551 lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel pada taraf nyata sebesar 1,67252 atau dapat dikatakan motivasi (X2) dengan kinerja pegawai (Y). Nilai koefisien diperoleh angka R sebesar 0,759. Hal ini menunjukan bahwa motivasi (X2) dengan kinerja pegawai (Y) mempunyai hubungan kuat. Sedangkan arah hubungan adalah positif karena nilai R positif. Secara simultan ditemukan : nilai Fhitung untuk adalah 38,283 sedangkan Ftabel sebesar 3,17. Dari data tersebut tampak bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel (Fhitung ‹ Ftabel). Maka dapat dismpulkan bahwa secara stimultan variabel gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2) pengaruh signifikan positif terhadap kinerja pegawai (Y). Nilai koefisien determinasi atau R2 sebesar 0,591 atau 59,1 % nilai tersebut memberikan pengertian bahwa gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2) memberikan sumbangan pengaruh sebesar 59,1% terhadap kinerja pegawai (Y). Sedangkan sisanya sebesar 40,9% dipengaruhi oleh variabel yang lain yang tidak masuk dalam penelitian ini seperti lingkungan kerja perencanaan, kemampuan kerja, dll.
kata Kunci Gaya kepemimpinan, motivasi dan kinerja
1. PENDAHULUAN
Pegawai Negeri Sipil merupakan unsur
utama sumber daya manusia yang mempunyai peranan yang menentukan keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk dapat membentuk sosok
aparatur pemerintah yang baik, dalam rangka untuk meningkatkan kinerja
pegawai. wewenang, dan tanggung jawab.
Sistem peningkatan karir yang jelas akan meningkatkan pegawai untuk bekerja
dengan lebih giat sehingga kinerjanya akan meningkat yang secara langsung akan
memberikan dampak yang baik bagi dinas
Kinerja merupakan suatu prestasi
atau tingkat keberhasilan yang dicapai oleh individu atau suatu organisasi
dalam melaksanakan pekerjaan pada suatu periode tertentu. Kinerja juga dapat
diartikan sebagai suatu prestasi yang dicapai dalam melaksanakan pelayanan
kepada masyarakat dalam suatu periode. Peningkatan kinerja tidak dapat terwujud apabila tidak ada pengelolaan atau
manajemen yang baik, yang dapat
mendorong upaya-upaya institusi untuk meningkatkankinerja.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
indentifikasi dan batasan masalah penelitian diatas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut :
1. Adakah hubungan signifikan antara gaya
kepemimpinan dan motivasi terhadap
kinerja pegawai?
2. Adakah hubungan signifikan antara
motivasi terhadap kinerja pegawai?
3. Adakah hubungan signifikan antara gaya
kepemimpinan dan motivasi secara stimulan
terhadap kinerja pegawai?
METODE
PENELITIAN
Jenis penelitian ini
merupakan suatu bentuk penelitian deskriptif.
Ada dua analisis utama, yaitu analisis variabel-variabel pendukung
hipotesis, dan menguji hipotesis. Variabel pendukung hipotesis terdiri atas :
variabel sosio-demografi (jenis kelamin, umur, perkerjaan, alamat) variabel
hipotesis (gaya kempiman, motivasi, dan kinerja ). Kesemua variabel ini akan
dijelaskan dalam analisis selanjutnya.
Dalam
program SPSS untuk menganalisis variabel sosio-demografi dibutuhkan teknik
analisis sebagai berikut:
1.
Validitas variabel sosio-demografis responden
Dalam tabel 4.1 dapat
dianalisis bahwa jenis kelamin responden yang terbanyak adalah perempuan
(mode=2) umur rata-rata 32.08 tahun (mean), stastus perkawinan dalam
perkawinana (mode 1), perkerjaan ayah adalah petani (mode=1), jarak rumah
dengan sekolah rata-rata1.68 km(mean) dan ayah berasal dari luar (mode=3). Hasil perhitungan validitas ternyata valid alias tidak
ada yang missing
a.
Karakterik responden berdasarkan umur
b)
Berdasarkan
tabel diatas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian ini yang berumur
>20-30 tahun sebanyak 8 orang (14,3%) yang berumur >31-40 tahun sebanyak
22orang (39,3) dan berumur >41 tahun keatas sebanyak 26 orang (46,4%) maka responden yang paling
dominan berumur
Gambar
Histogram
Responden Menurut Umur
a.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Terakhir
Karakteristik responden
berdasarkan pendidikan terakhir dapat
dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :
Dari tabel
diatas dapat dilihat bahwa responden dalam penelitian berpendidikan terakhir S2
sebanyak 4 orang (7,1%), S1 sebanyak 44 orang (78,6%), yang berpendidikan
terakhir D3 sebanyak 2 orang (3,6%), dan yang berpendidikan terakhir SMA
sebanyak6 orang (10,7%). maka responden paling dominan berpendidikan S1.
2.
Analisis deskriptif
a.
Analisis stastik deskriptif
Tesis ini ada dua
variabel bebas yaitu gaya kepemimpinan (X1) dan motivasi (X2).
Sedangkan untuk variabel terikat diukur atau tak bebas yaitu kinerja pegawai
(Y). Masing-masing variabel diukur dengan memberikan pernyataan dan pertanyaan
kepada 65 responden, beberapa item pertanyaan sebagai indikator terhadap
variabel-variabel tersebut. Secara terperinci deskripsi variabel-variabel
tersebut berturut-turut dari nilai skor terendah, nilai skor tertinggi, nilai
rata-rata, simpangan baku, median dan modusnya pada tabel dibawah ini:
Dari tabel diatas
menujukkan bahwa semua entry data adalah valid, sehingga tidak ada missing.
Dengan demikian, semua variabel hipotesis boleh digunakan untuk analisis lebih
lanjut. Rata-rata scoring variabel gaya kepemimpinan (X1) adalah variabel motivasi (X2) , dan
kinerja pegawai (Y) adalah
1.
Variabel gaya kepemimpinan
Sesuai data pada tabel
4.5 diatas, seluruh data lengkap, tidak ada yang cacat, ditandai tidak adanya
data missing. Variabel gaya kepemimpinan dengan 56 orang responden memiliki
nilai rata-rata median mode , standar deviasi , nilai maksimum dan
total .
Data tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh
berbeda. Hal ini mengambarkan distribusi frekuensi variabel motivasi datanya
cenderung berdistribusi normal.
Data variasi scoring
gaya kepemimpinan (X1) dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini
3.
Deskripsi variabel kinerja pegawai
Variabel motivasi
dengan 56 orang responden memiliki nilai rata-rata median
mode , standar deviasi , nilai maksimum dan total .
Data tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata (mean) dan modus dengan median yang tidak jauh
berbeda. Hal ini mengambarkan distribusi frekuensi variabel sertifikat sebaran
datanya cenderung berdistribusi normal.
Data variasi scoring motivasi
(X2) dapat dilihat pada tabel 4.7 dibawah ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
(1)
Uji stastik regresi dan kolerasi
Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat hubungan siginifikan antara
gaya kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja atau semakin efektif gaya
kepemimpinan kepala dinas, maka akan semakin tinggi motivasi kinerja pegawai,
maka akan semakin tinggi motivasi kinerja. Hasil perhitungan spss untuk regresi
ini secara lengkap dapat dilihat dalam table 4.12, table , table, table,dan
table, serta lampiran 2 perhitungan SPSS hasil perhitungan.
Hasil persamaaan garis regresi dengan nilai b= dimaksudkan, bahwa
terdapat hubungan signifikan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja sebesar.
Berarti, apabila gaya kepemimpinan ditingkatkan sebesar maka kinerja akan
meningkatkan menjadi . kenyataan ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan telah
bekerja dengan efektif, dan dasar kinerja (nilai) telah baik yaitu , sehingga
peningkatan kinerja akan lebih cepat.Apakah pengujian ini secara stastik dapat
diterima atau tidak ? jawabannya ada 2 (dua):
1.
Uji persamaan regresi
Pengujian
persamaan regresi dapat dilakukan melalui uji nilai F test dengan
cara :
Ho
untuk FTest dapat
diterima apabila nilai signifikan F hitung > nilai signifikan FTabel
Ha untuk FTest
dapat diterima apabila nilai signifikan F hitung < nilai
signifikan Ftabel
Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa nilai signifikan F hitung < Nilai Signifikan Ftabel atau 0.000 < 0.05 jadi
Ha yang diterima,
yaitu bahwa persamaan regresi ini layak untuk dijadikan sebagai dasar pengujian
nilai b2,, sehingga pengujian hipotesis ini boleh diteruskan untuk
pengujian selanjutnya.
(b) Uji koefisien regresi (nilai b1)
Pengujian
nilai b1= . apakah secara stastik dapat diterima atau tidak. Untuk
itu :
Ho untuk b1 dapat diterima apabila nilai signifikan t
hitungan > nilai signifikan tTabel
Ha untuk b1 dapat diterima
apabila nilai signifikan t hitungan < nilai signifikan tTabel
Hasil perhitungan adalah: nilai signifikan t hitung
untuk b1(0,000) < artinya, hubungan signifikan antara gaya
kepemimpinan kepala dinas dengan kinerja sebesar adalah signifikan berarti
sikap gaya kepemimpinan kepala dinas sudah tertata dengan baik
Apakah koefisien kontribusi
sebesar ini erat atau tidak? Selanjutnya
perlu dilakukan pengujian nilai R (Keeratan hubungan). Hasil perhitungan
menemukan terdapat nilai R= (Tabel), dan menurut sugiyono nilai R sebesar
tersebut termasuk ke dalam Kontribusi ‘sangat erat’ atau ada hubungan sangat
kuat. Dengan
demikian disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang sangat erat (R =) Pada
tingkat kepercayaan 5 persen antara hubungan signifikan antara gaya kepemimpinan
kepala dinas dengan kinerja. Gaya kepemimpinan seperti dapat merupakan patokan
untuk meramal kinerja pegawai
a.
Hubungan
antara motivasi dan kinerja pegawai
Menguji hipotesis ada hubungan persepsi guru tentang
KBM dengan motivasi berprestasi dalam program SPSS menggunakan rumus :
REGRESSION
/DESCRIPTIVES
MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING
LISTWISE
STATICS
COFFE OUT R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP
CRITERIA
= PIN (05)POUT (10)
/NOORIGIN
/DEPENT
Y
/METHOD=
ENTER X2
/PARTIALPLOT
ALL
/SCATTERPLOT
(Y* ZPRED)
/RESIDUALS
DURBIN HIST (ZRESID) NORM (ZRESID)
/CASEWISE
PLOT (ZRESID)ALL
(1)
Uji
linearitas garis regresi
Hasil perhitungan dari
program SPSS, dapat disampaikan gambar , dan gambar . hasil uji garis regresi
pada gambar , gambar dan gambar menunjukkan 3 (tiga)buah model gambar yang
menjelaskan, yaitu :
(1) Gambar
histogram kurva normal berguna untuk menunjukkan apakah variable ini bervariasi
atau tidak (gambar); (2) gambar residual garis linear atau tidak (gambar); (3)
gambar apakah scatterplot menyebar atau menumpuk (gambar).
Ketiga gambar tersebut dapat disimpulkan, bahwa
ternyata hubungan motivasi dan kinerja adalah mendekati normal, garisnya
mendekati linear dan sccatterplotnya sangat menyebar dan tidak terjadi
autokolerasi dengan demikian, pengujian hipotesis ini secara stastik dibolehkan
menggunakan uji regresi linear dengan segala macam bentuk statistiknya.
(2)
Uji statistic regresi dan kolerasi
Hipotesis yang menyatakan bahwa hubungan motivasi terhadap kinerja
pegawai yang berarti semakin tinggi motivasi, maka akan semakin tinggi pula
kinerja pegawai. Hasil perhitungan SPSS untuk regresi secara lengkap dapat
dilihat dalam tabel , table, table, dan table serta lampiran
.Hasil persamaan garis
regresi dengan b2= dimaksudkan bahwa terdapat hubungan motivasi
dengan kinerja sebesar. Berarti, apabila motivasi ditingkatkan sebesar, apabila
motivasi tentang KBM ditingkatkan sebesar , maka motivasi akan meningkatkan
menjadi = artinya peningkatkan motivasi dapat mengubah kinerja pegawai di
(a)
Uji
persamaan Regresi
Penguji nilai b2= , apakah secara stastik
dapat diterima atau tidak. Untuk itu: Ho untuk Ftest dapat diterima
apabila nilai signifikan F hitung > nilai signifikan F tabel
Ha untuk Ftest dapat diterima apabila nilai
signifikan F hitung < nilai signifikan F tabel
(b) Uji
koefisien regresi (nilai b2)
Penguji nilai b2= , apakah secara stastik dapat diterima atau
tidak. Untuk itu:
Ho untuk b2 dapat diterima
apabila nilai signifikan t hitung > nilai signifikan t tabel
Ha untuk b2 dapat diterima apabila nilai signifikan
t hitung < nilai signifikan t tabel
Hasil perhitungan adalah nilai signifikan t hitung
untuk b2 (0,000) <
nilai signifikan t table
(0,05). Jadi Ha secara statistic layak
diterima artinya hubungan antara gaya kepemimpinan terhadap kinerja adalah (b2) signifikan pada alpha 0.05.
berarti motivasi pegawai sudah berjalan dengan baik, sehingga sedikit sekali
perbaikan disana sini.
b. Hubungan antara gaya kepemimpinan
dan motivasi terhadap kinerja
Untuk menguji hipotesis hubungan gaya antara
kepemimpinan dan motivasi terhadap kinerja pegawai secara bersama –sama
menggunakan rumus :
REGRESSION
/DESCRIPTIVES MEAN STDDEV CORR SIG N
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEF OUTS R ANOVA COLLIN TOL CHANGE ZPP
/CRITERIA= PIN(.05) POUT (.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT
/METHOD =ENTER X1 X2
/PARTIALPLOT ALL
/SCATTERPLOT=(Y, * ZPRED)
/RESIDUALS DURBIN HIST (ZRESID) NORM(ZRESID)
/CASEWISE PLOT (ZRESID) ALL.
KESIMPULAN
Ada dua analisis utama penelitian
ini, yaitu analisis variabel-variabel pendukung hipotesis dan variabel-variabel
untuk menguji hipotesis. Variabel pendukung hipotesis terdiru atas : variabel
sosio demografi ( jenis kelamin, umur, status perkawinan ayah, perkerjaan ayah,
jarak rumah dan daerah asal ), variasi hipotesis (kinerja gaya kepemimpinan dan
motivasi).semua variabel ini akan dijelaskan dalam analisis selanjutnya.
2. jenis kelamin responden yang terbanyak adalah
adalah perempuan (mode=2) umur rata-rata 32.08tahun (mean), status perkawinan
ayah dalam perkawinan (model=1). Perkerjaan ayah adalah
3. hasil penelitian ini menjelaskan bahwa secara
parsial(a) bahwa ada hubungan positif (0.516) yang sangat erat (R=0.628) pada
tingkat kepercayaa 5
4. secara berganda juga ditemukan ada hubungan positif
0.370 (b1) dan
DAFTAR PUSTAKA
Arens dan Loebbecke. 2003.Auditing Pendekatan Terpadu. Edisi Indonesia.
Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Gibson James. L, Ivancevich John M dan Donnely James H, Jr. 1996. Organisasi:
Perilaku, Struktur dan Proses. Terjemahan. Jilid 1. Penerbit Binarupa Aksara,
Jakarta.
Ludigdo, Unti. 2006. Strukturasi Praktik Etika di Kantor Akuntan Publik:
Sebuah Studi Interpretif. Simposium Nasional Akuntansi IX . Universitas
Andalas, Padang.
Robbins, P. Stephen. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Edisi
Kelima. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Samianto, Prih. 2004. Mencegah Skandal, Mendongkrak
Kinerja. SWA, Edisi 04 (XX) : 32
Santoso, Kanto. 2002. Dampak Kebangkrutan Enron terhadap Citra Profesi
Akuntan Publik. Media Akuntansi. Edisi 25 (IX) : 17
Satyo. 2005. Mendorong Good Governance dengan Mengembangkan Etika di KAP.
Media Akuntansi. Edisi Oktober : 39-42 Sekaran, Uma. 2000.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis . Penerbit Alfabeta, Bandung. Trisnaningsih,
S.,2004. Perbedaan Kinerja Auditor Dilihat Dari Segi Gender.
Posting Komentar untuk "Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi terhadap Kinerja Pegawai"