Disleksia dan Tips Mengatasinya

Beberapa ahil mengatakan bahwa disleksia adalahsebuah
perbedaan terhadap kesulitan membaca yang
diakibatkan oleh penyebab lainnya, seperti kekurangan non-neurologis dalam
penglihatan atau pendengaran atau lemah dalam memahami instruksi bacaan. Ada 3
aspek kognitif penderita disleksia yaitu Pendengaran, Penglihatan, dan
Perhatian. Disleksia juga mempengaruhi perkembangan bahasa seseorang.
Secara fisik, tidak akan terlihat sebagai penderita
disleksia. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang dalam
menyusun atau membaca kalimat dalam berbagai macam urutan, seperti terbalik, dari
atas ke bawah, kiri dan kanan, dan juga sulit menerima perintah. Hal ini yang
sering menyebabkan penderita disleksia dianggap tidak memiliki konsentrasi yang
baik. Dalam kasus lain, ditemukan pula bahwa penderita tidak dapat menjawab pertanyaan
yang seperti uraian, panjang lebar. Disleksia diprediksi disebabkan oleh
kondisi biokimia otak
yang tidak stabil dan juga keturunan dari orang tua.
Ada dua tipe disleksia, yaitu
1.
developmental dyslexsia (bawaan
sejak lahir) diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat genetik.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan
dengan disfungsi daerah abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut
berhubungan dengan perubahan konektivitas di area fonologis (membaca).
2.
aquired dyslexsia (didapat
karena gangguan atau perubahan cara otak kiri membaca).
Secara umum Beberapa tkita-tkita awal disleksia bawaan adalah
1.
telat berbicara,
2.
artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik,
3.
kesulitan mempelajari bentuk dan
bunyi huruf-huruf,
4.
bingung antara konsep ruang dan
waktu, serta
5.
kesulitan mencerna instruksi
verbal, cepat, dan berurutan.
Sedangkan pada usia sekolah, umumnya penderita
disleksia dapat mengalami kesulitan seperti,
1.
menggabungkan huruf menjadi kata,
2.
kesulitan membaca,
3.
kesulitan memegang alat tulis
dengan baik, dan
4.
kesulitan dalam menerima.
Namun, sebagai orang tua kita
harus tetap bersikap sabar dan dewasa dalam memahami disfungsi ini, antara lain
sebagai berikut.
1. Jangan panik.
Mengetahui diagnosis disleksia dapat menjadi kejutan. Selain itu, diagnosis biasanya
diketahui dengan
mengikuti perkembangan beberapa tahun kesulitan sekolah yang memicu ketakutan dan kecemasan kita untuk anak Kita. Ketika teman-teman
sekelasnya mulai membaca, dia tidak namunkabar baiknya adalah bahwa diagnosis tersebut pasti sangat berarti bagi kita dan sekarang Kita memiliki informasi bahwa ada masalah yang mendasar dan kita dapat menanganinya sebagai sebuah keluarga dan orang tua.
2. Jangan marah.
Dengan adanya informasi ini, maka sikap kita terhadap sekolah dan / atau guru tidaklah sepatutnya
marah dan ingin menyalahkan
seseorang atas kejadian ini. Tentu saja mengkin akan muncul pertanyaan
seperti mengapa sekolah tidak mampu mendidik anak kita? Mengapa anak kita sulit
berkembang? Mengapa pasangan kita tidak perhatian terhadap dia?
Meskipun itu normal untuk marah, namun kita
harus menguasai diri sendiri, dan sekali
lagi, tidak ada yang akan mendapat manfaat dari kemarahan kita, terutama anak kita.
kemarahan Kita mungkin berasal dari cinta dan rasa takut, tetapi jika Kita
benar-benar ingin membantu anak Kita, Kita akan menemukan cara untuk mengarahkan
energi Kita ke arah yang positif.
3. Temukan teman
Beberapa sekolah mungkin akan membiarkan siswa
yang terhambat dalam proses belajarnya tanpa menyarankan evaluasi gangguan
belajar, misalnya. Ingat, yang kita butuhkan saat ini adalah teman. Dan tempat pertama dan terbaik untuk
menemukan mereka salah satunya di sekolah. Bersahabat dengan wali kelas, guru adalah
sesuatu yang dapat membantu kita dalam memahami anak kita. Kita dapat menerima saran yang sangat bagus seperti:
1. perlakukan
sekolah sebagai teman kita.
2. Beri tahu
kepada para guru betapa bersyukurnya kita untuk apa pun yang dapat mereka lakukan
untuk membantu anak Kita.
3. Yakinkan
sekolah bahwa Kita ingin melakukan semua yang Kita bisa untuk mendukung mereka
dalam upaya mereka.
4. Tetap positif.
Ada banyak orang dan tempat yang dapat Kita
hubungi untuk membantu dengan ini. Selain sumber daya yang disebutkan di atas,
celupkan ke banyak artikel dan studi yang menghubungkan disleksia dengan
kekuatan dan kemampuan. Saksikan film dokumenter "The Big Picture"
(dengan anak Kita, jika dia cukup dewasa) untuk mendengar orang-orang yang luar
biasa cerdas, berbicara tentang hidup dan bahkan berkembang dengan disleksia.
Ketika tiba waktunya untuk berbagi diagnosis
dengan anak Kita, waspadalah bahwa ia mungkin akan mengambil petunjuknya dari Kita.
Jika Kita berpikir ini adalah hal yang buruk, ia juga akan melihatnya seperti
itu. Tetapi jika Kita bisa netral tentang diagnosis, atau membicarakannya dalam
kerangka rencana proaktif, anak Kita mungkin benar-benar lega memiliki
penjelasan untuk semua masalah yang ia alami di sekolah.
5. Berdoa sambil berusaha
Kehidupan ini ada yang mengaturnya. Semua masalah
ada hikmahnya. Termasuk juga disleksia yang menimpa anak kita. Maka cara
terbaik bagi kita adalah tetap selalu berusaha untuk bersyukur dengan takwa dan
taat kepada sang Khaliq sehingga kita menjalani kehiduoan tersebut dengan
ikhlas. Berdoa adalah sesuatu yang terkadang diluar logika manusia, namun
begitulah faktanya.’
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (QS. Al-A'raf : 55-56)
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS. Al-Baqarah : 186)
Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu". (QS. Al-Mu'min : 60)
Posting Komentar untuk "Disleksia dan Tips Mengatasinya"