Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

Metode Menghafal Al Quran



Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam proses kerjanya selalu berhadapan dengan uncertainty and interdependence. Maksudnya mekanisme kerja (produksi) di lembaga pendidikan secara teknologis tidak dapat dipastikan karena kondisi input dan lingkungan yang tidak pernah sama sekali sama. Selain itu proses pendidikan di sekolah juga tidak terpisahkan dengan lingkungan keluarga maupun pergaulan peserta didik (Depdiknas, 2009:1).

Menghafal Al-Qur’an bukanlah proses yang dianggap sederhana dilakukana oleh semua orang, hal ini dikarenkan banyaknya materi dan adanya kesamaan antar ayat serta aturan-aturan dalam membaca. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang dapat membantu dalam proses menghafal.

Sebagai guru BTTQ dalam proses pembelajaran seharusnya menerapkan berbagai metode menghafal sebagaimana menurut Ahsin W. Al Hafidz adalah :

1. Metode wahdah, yaitu menghafal satu persatu terhadap ayat-ayat yang hendak dihafalkannya.

2. Metode kitabah, yaitu penghafal terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan dihafalkan pada secarik kertas yang telah tersedia.

3. Metode gabungan, yaitu gabungan antara metode wahdah dan metode kitabah, hanya saja pada kitabah lebih berfungsi untuk uji coba terhadap ayat yang telah dihafalkan.

4. Metode jama’, yaitu cara menghafal yang dilakukan secara kolektif yang dipimpin oleh seorang instruktur. (Ahsin W. Al-Hafidz, 1994: 22-24).

Metode lain tentang menghafal Al-Qur’an juga diungkapkan oleh Bahirul Amali Herry sebagai berikut :

1. Metode klasik dalam menghafal AL-Qur’an

Pertama, Talqin yaitu cara pengajaran hafaan yang dilakukan oleh seorang guru dengan membaca suatu ayat, lalu ditirukan oleh sang murid secra berulang-ulang hingga menancap di hatinya.

Kedua, Talaqqi yaitu presentasi hafalan murid kepada gurunya.

Ketiga, Mu’aradhah yaitu saling membaca secara bergantian.

2. Metode modern dalam menghafal Al-Qur’an

Pertama, mendengarkan kaset murattal melalui tape recorder, walkman, Al-Qur’an Digital, MP3/4, handphone, komputer dan sebagainya.

Kedua, merekam suara kita dan mengulang-ulanginya dengan bantuan alat-alat modern seperti di atas tadi.

Ketiga, menggunakan program software Al-Qur’an Penghafal (Mushaf Muhaffizh).

Keempat, membaca buku-buku Qur’anic Puzzle (semaam teka teki yang diformat untuk menguatkan daya hafalan kita).

3. Metode menghafal menurut Al-Qur’an

Pertama, metode talaqqi.

Metode yang mengisyaratkan kepada kita agar tepat memilih guru, yaitu seorang yang memiliki sifat bijak dan profesional.

Kedua, membaca secara pelan-pelan dan mengikuti bacaan (talqin).

Ketiga, ‘merasukkan’ bacaan dalam hati.

Keempat, membaca sedikit demi sedikit dan menyimpannya di hati.

Kelima, membaca dengan tartil (tajwid) dalam kondisi bugar dan tenang. (Bahirul Amali.H, 2012: 83-90).

Selain mengetahui dan menerapkan metode menghafal Al-Qur’an tersebut ada bebrapa hal yang harus diperhatikan guru BTTQ mengenalkan kaidah-kaidah yang berlaku dalam menghafal Al-Qur’an kepada siswa-siswinya, yaitu :

1. Berdoa dan bertawakal pada Allah

2. Mengikhlaskan niat semata-mata karena Allah

3. Menjalankan kewajiban dan menjauhi perbuatan maksiat

4. Mencintai Al-Qur’an sepenuh hati

5. Berhati-hati dari perasaan riya’, sum’ah dan bisikan-bisikan setan

6. Menghafal Al-Qur’an dari mushaf atu cetakan

7. Tidak menunda-nunda waktu

8. Memperhatikan ayat-ayat yang memiliki kesamaan lafadz

9. Membantu menguatkan hafalan dengan shalat (Az-Zawawi, 2010: 458).



Dalam pembajaran untuk mencapai ketuntasan Tahfdz Juz Amma, sekolah SD IT harus memiliki target global yang akan dicapai oleh guru BTTQ dalam setiap tahunnya. Kurikulum Tahfidz hendaknya dibuat secara berkesinambungan dan terintegrasi, sehingga siswa tidak mengalami pengulangan hafalan setelah naik kelas.

Posting Komentar untuk "Metode Menghafal Al Quran"