MODUL 1 KB 2: PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21
A. Integrasi Teknologi
dan Media ke
dalam pembelajaran Abad ke 21
Dijelaskan oleh Smaldino,
S. E., dkk (2015: 7-11) bahwa kegiatan pembelajaran di era digital dilakukan di
dalam atau di luar kelas dimana teknologi berbasis komputer merupakan komponen
pembelajaran yang mudah diakses dan dapat dipakai untuk menemukan sumber
belajar.Perangkat dan koneksi digital memperluas kemampuan siswa yang datang
dari berbagai arah. Ada dua bentuk kegiatan belajar yang dapat dilakukan dengan
memanfaatkan media digital berbasis komputer diantaranya interactive tools dan
interacting with others.
Interactive tools atau media peralatan interaktif.
Peserta didik di era digital menggunakan perangkat nirkabel bergerak (internet)
dengan berbagai cara di dalam dan di luar aturan sekolah yaitu dengan
memanfaatkan teknologi dan media informasi internet kapanpun dan dimanapun saat
diperlukan. Misalnya, siswa membaca menemukan sumber belajar melalui sambungan
internet di perpustakaan yang menyediakan jaringan nirkabel wifi untuk membuat
catatan dari artikel Koran atau sumber belajar lain yang diarsipkan. Perangkat
nirkabel ini memperluas dan memberikan pengalaman belajar lebih kepada siswa di
luar metode non digital.
Interacting with
others (berinteraksi
dengan orang lain). Penggunaan media komputer berbasis internet
memudahkan siswa untuk mencari sumber belajar dengan mudah dan cepat dimanapun
dan kapanpun. Ponsel pintar (android), tablet, dan laptop yang terhubung dengan
saluran internet dapat digunakan untuk mengirim pesan berupa video, pesan
suara, dan animasi. Selain itu juga dapat dimanfaatkan siswa untuk mendengarkan
dan melihat video terkait pelajaran, mendengarkan musik, mencari informasi
berita dan olahraga, serta untuk menonton video dan film musik terbaru yang
diminati siswa.
Peserta didik juga dapat
melakukan komunikasi dengan menggunakan perangkat digital yang mereka miliki
melalui perintah suara, catatan tertulis, menggunakan layar sentuh atau
keyboard mini. Selain itu dokumen dengan komentar dan penyuntingan yang
dituliskan dalam media digital dapat dipertukarkan secara instant antara
peserta didik dengan guru, antar peserta didik, atau dengan para ahli melalui
pengiriman pesan email dan media chating lain yang tersedia. Komunitas
belajar peserta didik semacam ini tersebar di seluruh penjuru dunia melalui
alat komunikasi interaktif berbasis web dan situs media sosial seperti blog
(jurnal pribadi yang dapat diakses publik), wiki (informasi web yang dapat
diedit oleh pengguna yang terdaftar), dan podcast (file multimedia berbasis
internet yang diformat untuk dapat diunduh langsung ke perangkat seluler).
Dijelaskan oleh Saripudin
(2015:3) bahwa teknologi informasi web mengalami perkembangan sangat pesat. Hal
ini ditandai dengan munculnya web 1.0 yang bersifat statis dan searah. Kemudian
digantikan web 2.0 yang mengedepankan prinsip kolaborasi antar komponen maupun
manusia. Proses dan teknologinya pun menjadi fleksibel guna mendapatkan
informasi yang sesuai kebutuhan pengguna dan tanpa batas. Penggunaan web
sebagai media interaktif manusia sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa
dipungkiri lagi di era digital abad 21 ini. Hal ini dikarenakan penggunaannya
yang mudah dan fleksibel sesuai kebutuhan.
Contoh pemanfaatan media
dan informasi digital dalam kehidupan sehari-hari oleh peserta didik adalah
pembuatan blog tentang pemanasan global dimana mereka secara teratur bertukar
komentar dan tautan terkait materi pemanasan global dengan peserta didik lain
yang berada di seluruh penjuru dunia.Siswa tingkat sekolah menengah menggunakan
wiki untuk berinteraksi dengan mahasiswa yang menanggapi kegiatan menulis
mereka. Sementara peserta didik sekolah menengah kelas sastra di Amerika
mengunggah podcast wawancara dengan penulis terkemuka ke situs web kelas
(Smaldino, S. E., dkk, 2015: 11).
B. Pemanfaatan
Teknologi dan Media Informasi ke dalam Pembelajaran Abad ke 21
Media digital
mengembangkan dan meningkatkan kapabilitas guru untuk memenuhi berbagai peran
dan tanggungjawabnya yang berhubungan dengan menjadi seorang pendidik. Media
digital tersebut sebaiknya memberikan ruang gerak guru pada era digital untuk
merencanakan dan menyediakan pembelajaran interaktif ketika berpartisipasi di
dalam komunitas atau kelompok kerja guru dan praktik secara umum dengan sesama
rekan pendidik.
Smaldino, S. E., dkk
(2012:7-9) mengemukakan beberapa kemampuan yang dapat dikembangkan guru untuk
menunjukkan potensinya terkait tugas dan perannya di era digital yaitu sebagai
berikut:
1. Interactive
Instruction (Pembelajaran Interaktif)
Pembelajaran ini
menunjukkan bahwa kegiatan seorang guru di era digital berisi presentasi yang
kaya akan media interaktif. Sebagai contoh kegiatan konferensi video digital
secara langsung yang mendatangkan narasumber seorang sejarawan, novelis, dan
pakar di dalam pembelajaran kelas. Catatan dan peta konsep dari sesi brainstorming
terekam dalam media digital berupa laptop atau notebook dan secara instant
langsung dapat dikirim melalui email kepada peserta didik. Presentasi
aturan pembelajaran terintegrasi secara baik melalui streaming video dan
audio digital dari file berbasis internet. Tampilan media iniberkisar dari klip
video pendek yang mendemonstrasikan konsep spesifik hingga video documenter
berdurasi panjang. Penyajian media bentuk ini biasa berupa PowerPoint atau
Prezi Presentation yang mengintegrasikan animasi, suara, dan hyperlinks dengan
informasi digital.
2. Personal Response
System (PRS)
Flyn & Russell
mengemukakan bahwa guru dalam pembelajaran berbasis digital menggunakan
perangkat digital handlehand, seperti personal response system (PRS)
atau biasa disebut sebagai “Clicker.” PRS merupakan sebuah keypad wireless
(tanpa kabel) seperti remot TV yang mentransmisikan respon dari siswa.
Karena setiap PRS diperuntukkan pada siswa yang ditunjuk, maka sistem PRS dapat
digunakan untuk mengecek kehadiran/presensi siswa. Manfaat utama PRS adalah
untuk mengetahui setiap respon dari siswa dalam berbagai macam keadaan.
Penggunaan PRS selama pembelajaran mampu meningkatkan interaksi antara peserta
didik dan guru di kelas guna menghasilkan hasil pembelajaran yang lebih baik.
Penggunaan PRS pada dunia pendidikan diantaranya untuk mengukur pemahaman siswa
terhadap konsep, membandingkan sikap siswa terhadap ide-ide yang
berbeda,memprediksi situasi dengan perumpamaan kondisi “Bagaimana jika…”(“What
if”), dan memfasilitasi drill dan praktik skill(keterampilan)
dasar. PRS juga dapat digunakan sebagai media umpan balik bagi guru dan siswa.
Guru dapat menggunakan informasi ini untuk membimbing jalannya diskusiguna
membuat keputusan pembelajaran yang dibutuhkan siswa.
3. Mobile Assessment
Tools
Weinstein mengemukakan
sumber komputasi seluler (mobile computing resources) memungkinkan guru
untuk merekam data assessmen siswa secara langsung dalam perangkat seluler (mobile
Device) yang mentransfer data ke komputer untuk membuat laporan. Sebagai
contoh, perangkat digital seluler digunakan untuk membuat catatan operasional
kemampuan membaca siswa SD atau data kinerja siswa yang diobservasi dalam
presentasi, eksperimen di laboratorium, atau tugas tulisan tangan siswa.
Perangkat seluler tidak
hanya menghemat waktu guru tetapi juga menyediakan pengaturan waktu dan
penilaian otomatis hasil belajar siswa. Guru dapat terus melakukan instruksi
secara individual karena ketersediaan hasil belajar langsung dapat diketahui.
Data penilaian mudah diunduh ke situs web yang aman dan dilindungi kata sandi
yang menawarkan berbagai opsi laporan dari seluruh siswa di kelas hingga siswa
secara perorangan.
4. Community of
Practice (Komunitas Praktik)
Guru di era digital juga
berpartisipasi dalam kegiatan community of practice (COP), dimana
kelompok guru atau pendidik yang mempunyai tujuan sama dari seluruh penjuru
dunia saling berbagi ide dan sumber daya. Interaksi berbasis internet ini memungkinkan
guru untuk berkolaborasi maupun bertukar gagasan dan materi. Komunitas guru
dapat mencakup pendidik yang mengajar dengan subjek pelajaran sama, atau guru
yang mengajar pada tingkat kelas yang sama. Guru yang tertarik dalam
mengintegrasikan teknologi ke dalam instruksi dapat memanfaatkan sumber daya
dan jaringan ahli, mentor, dan rekan-rekan baru yang didukung oleh berbagai
komunitas web.
Penggunaan
teknologi dan media yang efektif menuntut agar para guru lebih terorganisir di
dalam menjalankan tugas pembelajarannya. Diawali memikirkan tujuan
pembelajaran, kemudian mengubah rutinitas kelas sehari-hari sesuai kebutuhan,
dan akhirnya mengevaluasi untuk menentukan dampak dari instruksi yang digunakan
pada kemampuan mental, perasaan, nilai, interpersonal skill, dan
keterampilan motoric siswa. Terdapat Standar Teknologi Pendidikan
Nasional untuk Guru (National Educational Technology Standards for Teacher/NETS-T)
yang memberikan lima pedoman dasar untuk menjadi guru digital. Seperti yang
terlihat pada Tabel NETS-T di bawah ini menjelaskan praktik kelas, pengembangan
pelajaran, dan harapan professional.
Standar
|
Deskripsi
|
Memfasilitasi
dan Menginspirasi Pembelajaran dan Kreativitas Siswa.
|
Guru
menggunakan pengetahuan mereka tentang materi pelajaran, pengajaran dan
pembelajaran, dan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman yang memajukan
pembelajaran siswa, kreativitas, dan inovasi baik di lingkungan tatap muka
dan virtual.
|
Merancang
dan Mengembangkan Pengalaman dan Penilaian Pembelajaran Digital-Age.
|
Guru
merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi pengalaman belajar otentik dan
penilaian yang menggabungkan alat dan sumber daya kontemporer untuk
memaksimalkan pembelajaran konten dalam kontak dan mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang diidentifikasi dalam NETS-S.
|
Model
Kerja dan Belajar Digital-Age.
|
Guru
menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan proses kerja yang mewakili
profesional inovatif dalam masyarakat global dan digital.
|
Mempromosikan
dan Model Digital Citizenship dan Tanggung Jawab
|
Guru
memahami masalah dan tanggung jawab sosial lokal dan global dalam budaya
digital yang berkembang dan menunjukkan perilaku hukum dan etika dalam
praktik profesional mereka.
|
Terlibat
dalam Pertumbuhan Profesional dan Kepemimpinan.
|
Guru
secara terus-menerus meningkatkan praktik profesional mereka, memodelkan
pembelajaran seumur hidup, dan memamerkan para pemimpin dalam komunitas
sekolah dan profesional mereka dengan mempromosikan dan mendemonstrasikan penggunaan
alat-alat digital dan sumber daya secara efektif.
|
Standar
Teknologi Pendidikan Nasional untuk Guru (National Educational Technology
Standards for Teacher) (NETS-T) oleh Smaldino, S. E., dkk (2015: 9)
Posting Komentar untuk "MODUL 1 KB 2: PERAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN ABAD 21"