Pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat
kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk
menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan,
sikap, dan sebagainya. (Syah, 2003: 11).
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya. Oleh karena itu, dengan pendidikan diarahkan
agar peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
agama dan negara (Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 1 tahun 2009
pasal 1).
Dalam pasal lain disebutkan bahwa pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi pesrta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, akap,
kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab (Undang-Undang Pendidikan Nasional No.20 tahun 2003 pasal 3).
Dari undang-undang tersebut dapat diketahui bahwa tujuan
dari pendidikan secara umum ialah menciptakan manusia yang mampu membangun
peradaban bangsa dengan berorientasi pada tujuan akhir yatu menjadikan manusia
yang beriman dan bertakwa pada Allah SWT.
Pembelajaran
tahfidz merupakan salah satu pendidikan Islam
yang sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga sekarang. Selain
sebagai bentuk pendidikan Islam, pembelajaran tahfidz juga merupakan bentuk
usaha nyata dalam menjaga dan memelihara kemurnian Al-Qur’an. Sebagaimana yang
dilakukan oleh umat Islam terdahulu, cara menjaga dan memelihara kemurnian
Al-Qur’an adalah dengan cara menghafalnya.
Masa yang paling
tepat untuk menghafal Al-Qur’an adalah pada masa kanak-kanak. Pada masa ini
hafalan akan lebih mudah ditangkap dan akan lebih awet sampai masa dewasa
bahkan dalam memahami dan mengamalkan Al-Qur’an akan lebih mudah tertanam dalam
hatinya. Secara kognitif pun masa kanak-kanak lebih potensial daya serapnya
karena belum terbebani oleh berbagai masalah kehidupan sebagaimana masa dewasa.
Pada praktiknya tentu saja orang tua memiliki peran penting dalam proses
membimbing dan memotivasi anak dalam menghafal Al-Qur’an.
Namun realita
yang terjadi saat ini, sangat sulit menumbuhkan kesadaran bagi umat islam
khususnya anak-anak untuk menghafal Al-Qur’an. Bukan karena kurangnya
kemampuan anak dalam menghafal, namun
dikarenakan kurangnya motivasi dari orang tua
untuk menghafal Al-Qur’an. Selain itu adanya pengaruh teknologi dan
berbagai failitas bermain yang semakin beragam sehingga menyebabkan anak lebih menikmati
masa bermainnya. Maka dari itu dibutuhkan wadah atau tempat untuk menggerakkan
dan memotivasi anak dalam menghafal Al-Qur’an.
Sebagaimana
fungsinya sebagai salah satu lembaga dalam mensosialisaikan nila-nilai Islam
yang terkandung dalam Al-Qur’an, pendidikan Islam dipandang mampu mewadahi
gerakan menghafal Al-Qur’an. Pendidikan ini dapat berlangsung secara
formal maupun non formal.
Namun demikian
tidak semua sekolah-sekolah Islam memiliki program tahfidz Al-Qur’an. Hanya
sekolah-sekolah tertentu saja yang memiliki program tahfidz Al-Qur’an. Salah
satu lembaga pendidikan formal yang merupakan wadah dalam mengahafal Al-Qur’an ialah
Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) . Sekolah ini selain melaksanakan proses
belajar mengajar sebagaimana sekolah lainnya, SDIT juga memiliki program tahfidz Al-Qur’an bagi
anak didiknya.
SD IT umumnya terpanggil untuk berpartisipasi dalam
membangun dan mencerdaskan anak bangsa. Institusi ini tidak berorientasi kepada
bisnis semata, namun lebih berkomitmen mencerdaskan peserta didik dalam
menyiapkan generasi masa depan yang handal, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia
dan berbudi pekerti luhur.
Guru
BTTQ pada SD IT merupakan sekolah Islam terpadu umumnya memiliki program tahfidz Al Qur’an, dimana
siswa selama 6 tahun di SD IT dapat
menghafal dari QS. An Naas sampai QS. An Naba’ atau 1 juz (juz amma) .Ada pula
guru BTTQ merencanakan akan menyelesaikan 2 juz ( juz amma dan juz 29 atau juz
1) pada siswa didiknya. Namun jika sekolah melaksanakan manajemen dengan baik
pada penerapan kurikulum tahfidz qur’an, siswa akan mencapai target hafalan
lebih dari 2 juz.
Dari
latar belakang inilah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Peran SDM Guru BTTQ Untuk Optimalisasi Kurikulum Tahfidz Juz Amma Di Tingkat Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT)”.
Kurikulum dan Program Tahfidz Juz Amma, Juz 1 dan Juz 2
Target
: Dalam 3 tahun siswa hafidz 2 Juz, Juz 30 dan Juz 1
v Tahun
Pertama (kelas 1) : hafidz Juz 30
v Tahun
Kedua (Kelas 2) : hafidz QS. Al-Baqoroh : 1 – 80
v Tahun
Ketiga (Kelas 3) : hafidz QS. Al-Baqoroh : 81 - 141
Strategi
:
v Tahfidz
dilaksanakan setiap hari pada jam pertama (1 JP)
v Dari alokasi waktu 1 JP (40 menit);20 menit
digunakan untuk muroja’ah, 20 menit digunakan untuk menambah hafalan (tahfidz)
v Muroja’ah
dilakukan bersama-sama dipimpin oleh KM dan di awasi oleh guru matpel #1
v Tahfidz dilakukan dg cara “Akhwain”àsiswa
dipasangkan 2 orang – orang berdasarkan kelompok mentoring
v Tiap
siswa dibekali buku mutaba’ah hafalan yg diceklis oleh teman ‘akhwainnya’
ketika tahfidz (setor hafalan) untuk kemudian di cek kembali hafalannya oleh
tutor.
v Mutabaah
hafalan siswa di cek oleh tutor pada saat mentoring (Rekomendasi : alokasi
mentoring yg 3 JP digunakan 1 JP untuk mutabaah hafalan siswa)
v Buku
mutaba’ah hafalan siswa direkap oleh tutor kedalam buku panduan tutor
v Dilaksanakan
Musabaqoh hifdzil Qur’an secara periodik
v Setiap
awal bulan dilaksanakan kegiatan bersama (general) untuk men-charge semangat
siswa dalam menghafal Qur’an, kegiatannya bisa berupa seminar, bedah buku/film,
games/outbond.
Rekomendasi
:
v Alokasi
mentoring yg 3 JP digunakan 1 JP untuk mutabaah hafalan siswa
v Tiap
tutor menyampaikan materi tentang keutamaan menghafal Al-Qur’an sebagai materi
mentoring di pekan 1 dan ke 2
v Sebelum
program ini digulirkan, baiknya dilaksanakan “launching program” agar setiap siswa mempunyai pemahaman yg sama akan
program, juga bertujuan untuk memotivasi siswa agar giat menghafal (bisa
mendatangkan orang yang ‘hafidz’ untuk sharing dg anak-anak
Posting Komentar untuk "Optimalisasi Kurikulum Tahfidz Juz Amma"